Jayapura (ANTARA) - Kepala Perwakilan UNICEF Papua dan Papua Barat Trilaksono Harisantoso mengatakan tingkat kematian ibu melahirkan di Papua hingga kini masih tertinggi di Indonesia yakni mencapai 305 per 100.000 ibu melahirkan.

"Memang benar tingkat kematian ibu melahirkan di Papua masih tinggi dibanding daerah lainnya di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan masih tingginya tingkat kematian ibu di Papua," kata Trilaksono kepada Antara di Jayapura, Kamis.

Dikatakannya, salah satu penyebab masih tingginya tingkat kematian ibu di Papua disebabkan beberapa faktor, diantaranya saat melahirkan tanpa dibantu tenaga profesional.

Baca juga: DoctorSHARE latih tenaga medis daerah 3T tekan kematian ibu dan anak

Baca juga: Klinik Asiki berhasil tekan angka kematian ibu dan anak di Boven Digoel

Baca juga: Tujuh persen kematian ibu pada usia kehamilan di bawah 20 minggu

Selain itu kondisi ibu yang tidak sehat, misalnya mengalami pendarahan tinggi saat hamil dan melahirkan serta beberapa faktor lainnya termasuk perdarahan, kata Trilaksano yang didampingi dr. Ratih Woelandaroe.

Dr Ratih menambahkan selain kematian ibu melahirkan, hal serupa juga dialami bayi dan balita yang tingkat kematiannya masih tinggi dibanding daerah lainnya di Indonesia.

Karena itulah masalah tersebut menjadi salah satu perhatian dari UNICEF untuk memberikan pendampingan sehingga nantinya dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil hingga melahirkan dan bayi yang dilahirkan.

Saat ini ada tiga daerah yang menjadi percontohan guna meningkatkan taraf kesehatan ibu hamil, melahirkan dan bayi yang dilahirkan sehingga menurunkan tingkat kematian ibu melahirkan dan bayi.

"Adapun daerah yang diberi pendampingan dari UNICEF adalah Kabupaten Jayapura, Biak dan Nabire," kata dr. Ratih.*

Baca juga: Tim forensik ambil sampel DNA ibu kandung Angeline

Baca juga: Tangerang luncurkan "Sijari Emas" antisipasi kematian melahirkan

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019