Jakarta (ANTARA News) - Indonesia telah menyetujui pembentukan dana cadangan krisis yang diusulkan oleh negara-negara ASEAN beserta dengan tiga negara lainnya, yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan.
Usai pertemuan pemerintah dengan para gubernur dan Kamar Dagang dan industri (Kadin) seluruh Indonesia di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan kesepakatan pembentukan dana cadangan krisis berdasarkan Chiang Mai Initiative yang juga disetujui oleh Indonesia.
ASEAN atau Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara terdiri atas sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.
"ASEAN plus Jepang, China, dan Korea Selatan selama ini sudah sepakat melalui yang disebut Chiang Mai Initiative. Itu ada satu `pooling fund`. Di situ semua negara Asean memang ada dan sudah diatur mengenai jumlahnya," tutur Menkeu.
Chiang Mai Initiative adalah kesepakatan antara negara-negara ASEAN untuk membentuk skema pertukaran mata uang pasca-krisis ekonomi 1998 guna melindungi mata uang mereka dari krisis serupa.
Pada pertemuan tahunan Asian Development Bank (ADB) di Jepang Mei 2007, 13 negara tersebut sepakat menyisihkan sebagian cadangan devisa sebagai cadangan multi nasional.
Pada Rabu 15 Oktober 2008, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo menyatakan negara-negara Asean sudah setuju membuat dana cadangan krisis untuk menolong negara yang kesulitan likuiditas ketika terjadi krisis keuangan.
Arroyo menambahkan kesepakatan itu dibuat setelah pertemuan sepuluh negara ASEAN di Washington bersama dengan mitra mereka dari Jepang, China, Korea Selatan, dan lembaga keuangan internasional.
Arroyo juga mengatakan Bank Dunia telah berkomitmen untuk menyetor dana 10 miliar dolar AS dan meminta Jepang, Korea Selatan, China, serta negara-negara Asean untuk berkontribusi dana.
Dana itu, menurut Arroyo, bisa menolong negara Asean yang kesulitan likuiditas, untuk membeli aset bermasalah, dan merekapitalisasi lembaga keuangan terkena dampak krisis.
Sri Mulyani belum mengatakan jumlah dana yang akan disetor Indonesia untuk dana cadangan krisis tersebut.
Ia hanya mengatakan, saat ini 13 negara tersebut tengah membahas cara pengumpulan dana dan persyaratan penggunaan serta mekanisme pengawasan apabila ada salah satu negara yang membutuhkan.
Pembahasan itu, menurut Sri Mulyani, sudah dilangsungkan pada pertemuan ASEAN yang dihadirinya di Dubai, Uni Emirat Arab pada pekan lalu.
"Itu yang sedang dilakukan dan akan dipercepat. Minggu depan itu sudah akan dibuat," ujarnya.
Menurut Menkeu, mekanisme pengumpulan dana itu masih dibahas apakah ditaruh di masing-masing bank sentral ke-13 negara tersebut atau menjadi satu dana yang akan digabung.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008