Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta agar pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan daerah berjalan lancar sesuai jadwal sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor riil. Usai pertemuan pemerintah dengan para gubernur dan Kadin seluruh Indonesia di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu, Ketua Kadin MS Hidayat mengatakan pelaksanaan APBN dan APBD seperti pembangunan infrastruktur dan pengadaan barang mempengaruhi pergerakan sektor riil. Agar sektor riil dapat tumbuh di tengah dampak krisis global, Kadin juga mengusulkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan instruksi sehingga proyek pelaksanaan APBN menggunakan komponen produksi dalam negeri. Selain itu, Kadin juga meminta agar hubungan antara pemerintah pusat dan daerah diperbaiki sehingga pengusaha di daerah juga dapat bergerak dengan kepastian. Dua usul itu, lanjut Hidayat, adalah langkah untuk memperkuat ekonomi domestik. "Kita sekarang harus memperkuat ekonomi domestik, tidak bisa lagi andalkan lembaga keuangan besar global karena sekarang semua sudah runtuh," ujarnya. Untuk itu, Hidayat mengatakan Kadin mendukung upaya pemerintah yang membuat agenda bersama dengan perbankan dan pengusaha guna mengantisipasi dampak krisis keuangan global. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan dengan para gubernur dan perwakilan Kadin seluruh Indonesia kembali mengemukakan sepuluh arahan mengantisipasi dampak krisis global seperti yang pernah disampaikan pada 6 Oktober 2008. Menurut jurubicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, Presiden menginstruksikan kepada para gubernur agar terus memacu pertumbuhan di daerah masing-masing, menjaga stabilitas harga dan inflasi, menciptakan lapangan pekerjaan, serta meneruskan program-program kesejahteraan rakyat yang sudah berlangsung. Hidayat mengatakan, selain memperkuat sektor riil, pemerintah juga harus menjadi ujung tombak dalam upaya diversifikasi ekspor guna mencari pasar baru sebagai pengganti pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa. "Dalam hal ini, menteri perdagangan harus lobi `G to G`, meminta penurunan tarif masuk untuk produk-produk Indonesia," ujarnya. Untuk menghindari terkurasnya devisa, Hidayat menambahkan, volume impor harus dibatasi kecuali untuk bahan baku dan bahan modal serta mencanangkan penggunaan produk dalam negeri. Setelah menghadiri pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, Hidayat mengatakan Kadin di masing-masing daerah akan mengidentifikasi produk unggulan masing-masing dan bertemu dengan kepala daerah untuk membuat agenda bersama. Menurut Hidayat, apabila pemerintah ingin mempertahankan pertumbuhan ekonomi enam persen pada 2009, maka perbaikan-perbaikan tersebut harus dilakukan. "Kalau mau begitu, beberapa syarat harus dipenuhi, daya beli masyarakat harus dipertahankan, `capital flow` harus tetap ada dari investasi masuk," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008