Jakarta (ANTARA) - Francisca Dimitri mengaku tidak mengalami kendala apapun saat menjadi anggota termuda di Tim Merah-Putih yang akan mendaki Gunung Hkakaborazi di Myanmar, Agustus mendatang.
Selain menjadi anggota tim termuda, gadis yang akrab disapa Didi ini merupakan satu dari dua anggota tim yang berjenis kelamin perempuan.
"Sangat tidak ada rintangan (untuk berbaur dengan anggota tim lainnya). Mereka welcome banget. Paling dibecandain karena saya paling muda saja," kata Francisca saat ditemui di wilayah Radio Dalam, Jakarta, Kamis.
"Sebagai yang paling muda, justru saya senang banget karena punya kakak-kakak ini buat belajar," tambahnya.
Francisca tergabung dalam Tim Merah-Putih yang diisi pendaki-pendaki profesional. Selain ia dan Putri, tim itu disi oleh Iwan Irawan, Sofyan Arif Fesa, Nurhuda, dan Fandi Achmad.
Ia menuturkan bahwa awalnya perasaannya campur-aduk saat terpilih sebagai anggota tim. Ia senang karena ekspedisi ini menawarkan kesempatan baru untuk bereksplorasi, namun terdapat pula rasa cemas setelah mempelajari medan di Gunung Hkakaborazi.
Meski demikian, semangatnya kembali terdongkrak setelah mengetahui bahwa ia akan bekerja sama dengan nama-nama papan atas di dunia jelajah alam.
Setelah mempelajari Gunung Hkakaborazi, mahasiswi S2 di Universitas Parahyangan itu mengatakan banyak hal yang menjadi tantangan untuk menyelesaikan ekspedisi tersebut.
Tantangan-tantangan tersebut dimulai dari hutan hujan tropis yang harus dilalui, medan di gunung yang berupa es dan bebatuan, sampai perizinan ke pemerintah Myanmar.
Perihal kesukaannya mendaki gunung, gadis yang sudah pernah mencapai puncak Everest itu mengatakan dirinya suka melakukan kegiatan tersebut karena menyukai eksplorasi.
Selain itu, bagi Francisca secara pribadi, manusia memerlukan sense of progressing.
" Jika kita selalu menemukan tantangan baru, sense of progressing kita pasti akan terpuaskan," ujarnya.
Baca juga: Fayyadh dan ayahnya peringati HUT ke-74 Indonesia di Puncak Merbabu
Baca juga: Polda Lampung sambut HUT RI dengan daki gunung Rajabasa
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019