Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore menguat seiring naiknya mayoritas mata uang regional Asia.
Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen di level Rp14.033 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.038 per dolar AS.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan, sentimen penggerak rupiah hari ini salah satunya yaitu The Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen.
"Pasar berbunga-bunga mendengar pernyataan Powell saat konferensi pers usai rapat. Dia mengatakan masa depan perekonomian negeri Paman Sam cukup cerah," ujar Ibrahim.
Kendati demikian, investor tetap gelisah karena batas waktu hari Minggu (15/12) diberlakukannya tarif senilai hampir 160 miliar dolar AS pada barang-barang konsumen China.
Selain itu, pasar tengah menunggu hasil pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa pada hari Kamis ini, yang merupakan pertemuan pertama ECB di bawah pimpinan Christine Lagarde.
Lagarde dinilai sudah pasti akan membuat keran uang tetap terbuka lebar, tetapi investor akan penasaran untuk mendengarkan konferensi pers pasca pertemuan pertamanya untuk mencari petunjuk tentang perombakan kebijakan yang lebih luas yang dapat menjadi landasan masa jabatannya.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.036 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.029 per dolar AS hingga Rp14.045 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.042 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.025 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah terdepresiasi pasca bank sentral AS tahan suku bunga
Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah tipis 1 poin
Baca juga: Rupiah melemah seiring fokus pasar pada pertemuan The Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019