Jakarta (ANTARA News) - Negara maju dan berkembang sepakat memelihara momentum yang dicapai oleh Bali Roadmap (peta jalan Bali) pada konperensi ke-13 tentang perubahan iklim pada Desember 2007 dan semua pihak menjamin keberhasilan penyelenggaraan konperensi ke-14 di Poznan, Polandia, 1-12 Desember 2008. Duta Besar Indonesia di Polandia, Hazairin Pohan dalam keterangannya yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, mengatakan kesepakatan itu mengemuka pada penutupan pertemuan informal tingkat-menteri yang berlangsung di Warsawa. Pertemuan di Bali, Poznan, dan akhirnya di Kopenhagen, Denmark pada 2009, merupakan rangkaian konferensi yang digagas PBB (UNFCCC) guna mengatasi perubahan iklim, yang diharapkan bermuara dengan kesepakatan tercapainya persetujuan baru antarnegara di bidang perubahan iklim, setelah berakhirnya periode pertama komitmen Protokol Kyoto pada tahun 2012. Delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar bersama delegasi dari 40 negara lainnya Senin (13/10) sempat khawatir terhadap krisis keuangan global yang melanda dunia akhir-akhir ini dapat mengurangi perhatian dunia mengenai pentingnya mempersiapkan konvensi internasional baru bagi pengurangan pemanasan global melalui kesepakatan bersama dalam pengurangan bertahap emisi. Dalam pertemuan informal tingkat menteri di ibukota Polandia itu, delegasi masih belum menentukan bentuk akhir dokumen yang akan dihasilkan dalam Konferensi Poznan. Namun mereka menggarisbawahi kepentingan semua pihak agar hasil-hasil substantif yang dicapai merupakan sinyal positif bahwa isu perubahan iklim tetap merupakan agenda utama internasional. Delegasi Indonesia secara konkret mengharapkan Konferensi Poznan dapat menghasilkan, antara lain kesepakatan tentang arsitektur pendanaan yang merupakan elemen paling penting dari Bali Action Plan, terutama bagi negara-negara berkembang. Selain isu tersebut, Indonesia juga memberikan perhatian terhadap isu alih teknologi dan dana adaptasi (adaptation fund). Indonesia menyatakan krisis keuangan yang terjadi saat ini tidak boleh menjadi hambatan bagi penguatan kemauan politik dan pelaksanaan komitmen negara pihak dalam mengatasi perubahan iklim dengan berbagai konsekuensinya. Secara khusus, delegasi Indonesia mengajak semua pihak untuk tetap memprioritaskan langkah dalam mengatasi perubahan iklim melalui pembangunan yang berkelanjutan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia, sebagai salah satu sumbangan strategis untuk menghindari terulangnya kembali krisis keuangan dunia. Sebelum pertemuan di Warsawa, para delegasi telah mengadakan berbagai pertemuan di Bangkok (Thailand), Bonn (Jerman) dan Accra (Ghana). Pertemuan di Warsawa merupakan upaya untuk menyukseskan konperensi ke-14 yang akan berlangsung bulan Desember 2008 di Poznan. (*)

Copyright © ANTARA 2008