Tegal (ANTARA News) - Tabrakan yang melibatkan truk peti kemas, mobil Avanza, dan dua sepada motor di jalur pantura Margadana, Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa yang mengakibatkan dua korban tewas di lokasi kejadian dan empat mengalami luka berat.
Korban tewas adalah pengendara sepeda motor Tri Kartika Dewi (35) dan Suprayogi (20) warga kota Tegal, sedangkan korban luka berat, yaitu Agus Sumiarto (30), Taufik (26), Anggi Ristanto (30), dan Kiswantoro (30), semuanya para penumpang mobil Avanza.
Korban luka berat, saat ini mendapatkan perawatan di Rumah sakit Harapan Kota Tegal sedangkan kedua korban tewas sudah diambil pihak keluarga.
Keterangan yang dihimpun, menyebutkan, kecelakaan tersebut berawal dari saat truk peti kemas nopol B 9105 DS yang dikemudikan Adi Sandi (30) melaju dari arah timur menuju barat dengan kecepatan sedang secara mendadak membanting kemudi ke arah kanan jalan sehingga menabrak pembatas jalur (gazon).
Usai menabrak gazon, laju truk tidak dapat dihentikan dan akhirnya menabrak dua sepada motor dan mobil Avanza nopol G 8550 CE dari arah yang berlawanan.
Laju truk peti kemas berhenti setelah menyeret mobil Avanza sejauh 30 meter dan menghantam rumah warga setempat.
Taufik, salah seorang korban luka mengatakan, dirinya dan rekan kerjanya baru mengambil uang nasabah di wilayah Kabupaten Brebes dan mobil yang ditumpanginya berjalan sedang.
"Namun, saat di lokasi kejadian secara mendadak dari arah depan meluncur truk peti kemas langsung menabrak kami,"katanya.
Pengemudi truk peti kemas, Adi Sandi, mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi akibat dirinya mengantuk saat mengemudikan truknya. "Saya mengemudikan truk dari Surabaya sejak hari Minggu (12/10). Namun sesampai di Semarang kami mengangkut barang lagi dan Senin malam kembali meneruskan perjalanan," kata warga Kampung Baru Jakarta Timur tersebut.
Kasatlantas Polresta tegal, AKP Sukreta, membenarkan adanya kecelakaan tersebut dan kini kasusnya sedang diselidiki. "Dari hasil pemeriksaan sementara, kecelakaan tersebut terjadi akibat "human error"," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
Makanya pengeluaran SIM diprketat, apabila ada yang palsu pak polisi jangan diam saja hukum seberaat-beratnya. Biasanya SIM tembak itu tanpa belajar teori dan aturan jadi tidak mengikuti aturan baik dijalan maupun disiplin lalin. Pikirkan dingk pak. kan polisi gajinya sudah gede