Ada kekhawatiran dari Komisi VI tentang Industri 4.0, tentang serapan tenaga kerjaJakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur, namun justru menciptakan lapangan kerja dengan keahlian baru.
“Ada kekhawatiran dari Komisi VI tentang Industri 4.0, tentang serapan tenaga kerja. Tidak bisa kita dikotomi antara kehadiran Industri 4.0 dihadapi dengan ketersediaan lapangan kerja, dan tidak perlu ada kekhawatiran dari pihak manapun,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu.
Menperin memaparkan penerapan teknologi digital dalam Industri 4.0 justru menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi proses produksi manufaktur, bahkan mampu mendongkrak daya saing industri itu sendiri.
"Dengan lahirnya teknologi 4.0 ini bisa membantu menekan biaya operasional dari proses produksi itu sendiri. Ini semua tidak akan pernah berdampak bagi kegunaannya tenaga kerja sektor industri," tambahnya.
Menperin menambahkan tenaga kerja industri akan beradaptasi melalui pendidikan vokasi yang terus didorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Bahkan, ia menyebut sekolah-sekolah vokasional telah menerapkan kurikulum berbasis Industri 4.0.
Contohnya, lanjut Agus, beberapa perusahaan layanan berbasis digital seperti Go-Jek, Grab, dan lainnya mampu menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Artinya dengan teknologi baru, tenaga kerja akan beradaptasi dengan pekerjaan baru, sehingga sumber daya manusia yang disiapkan akan selaras dengan kebutuhan.
“Pasti nanti dilakukan adaptasi,” pungkas Agus Gumiwang.
Baca juga: Menperin sebut industri 4.0 dongkrak daya saing IKM
Baca juga: Industri dituntut tingkatkan inovasi hadapi era 4.0
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019