Jakarta, (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) diminta untuk menurunkan suku bunga secara bertahap untuk mendorong penyaluran kredit sekaligus memperkuat pertumbuhan ekonomi tahun depan.
"Saya kira saat ini BI Rate di hold dulu 9,50 persen terus kita turunkan secara bertahap, sebab inflasi hingga akhir tahun tetap akan mencapai 12 persen. Tahun depan suku bunga diturunkan untuk ekspansi kredit," kata pengamat ekonomi Tony A Prasetyantono di Jakarta, Selasa.
Menurut kepala ekonom BNI tersebut, BI harus memperhatikan penyaluran kredit untuk tahun depan terutama guna menopang pertumbuhan ekonomi yang akan melambat terutama akibat perlambatan perekonomian global.
"Dengan tingginya suku bunga kurang menguntungkan bagi sektor riil di Indonesia. Mungkin untuk beberapa bulan ke depan 9,5 persen masih bisa, namun hal ini tidak bisa berkelanjutan," katanya.
Ia mengingatkan pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan tak lebih dari lima persen. "Sementara asumsi pemerintah saat ini 5,5-6,2 persen sebenarnya rasional bila ditopang sektor perbankan dalam penyaluran kreditnya," katanya.
Ia menambahkan, dampak peningkatan suku bunga acuan terhadap arus dana saat ini juga minimal, sebab dana asing saat ini juga masih terperangkap dalam krisis finansial di AS.
Direktur BRI, Sulaeman Arif Ariyanto sepakat denagan penurunan bertahap suku bunga acuan BI rate yang saat ini mencapai 9,5 persen.
Menurut dia, penurunan suku bunga tersebut akan menekan biaya modal (cost of fund) sehingga suku bunga kredit dapat juga disesuaikan ke bawah.
Dengan suku bunga yang tinggi saat ini membuat perbankan menekan laba dari kredit. "Meski demikian bank tetap untung," katanya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008