Jakarta, (ANTARA News) - Forum Regional Asia Pasifik yang terdiri dari 10 negara membahas kemungkinan pengembangan energi alternatif berupa bio energi yang berasal dari limbah kayu. "Semua negara di dunia mencoba mencari energi alternatif yang terbarukan. Saya harap hasil pertemuan forum ini dapat menghasilkan suatu rekomendasi atau formulasi signifikan untuk pengembangan bio energi berbasis kayu," kata Menteri Kehutanan, MS Kaban, seusai membuka diskusi Forum Regional Asia Pasifik ini di Jakarta, Selasa. Menurut dia, banyak kemungkinan energi alternatif terbarukan dapat diciptakan dari sektor kehutanan. Ini memang menjadi salah satu pilihan banyak negara di dunia untuk dikembangkan. Indonesia sendiri, ujar Kaban, memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk energi alternatif, seperti nyamplung dan itu tersebar luas di Indonesia. Keunggulan bio energi berbasis kayu sendiri, menurut dia, cukup banyak, diantaranya dapat memperbaiki atau mendukung ketahanan energi nasional, mengurangi biaya operasional dan efisiensi energi dalam industri perkayuan. Selain itu, dia mengatakan, penggunaan limbah kayu untuk penciptaan bio energi ini dapat mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dan mendukung pencapaian menajemen hutan lestari. Kaban sendiri menyakini bahwa harga dari energi alternatif dari limbah kayu ini suatu saat akan mampu bersaing dengan harga minyak bumi yang berasal dari fosil mengingat sumber energi fosil ini semakin menyusut volumenya. "Harga minyak pasti akan semakin mahal. Nanti harga bio energi dari kayu ini juga akan kompetitif menyaingi harga minyak dari fosil kan," ujar dia. Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif International Tropical Timber Organization (ITTO), Emmanuel Ze Meka, pengembangan energi alternatif dari limbah kayu ini diyakini akan membuka lapangan kerja baru. Dari limbah industri kayu, menurut dia, dapat menciptakan industri baru yang membuat bio energi ini sehingga penyerapan tenaga kerja dapat dilakukan. Diharapkan industri-industri ini akan dapat berkembang di daerah-daerah pedesaan dimana industri kayu berada, ujar dia. Sehingga selain dapat menggerakan perekonomian pedesaan, menyerap tenaga kerja, juga menciptakan energi baru bagi desa tersebut. Kesepuluh negara yang ikut dalam Forum Regional Asia Pasifik ini yakni Kamboja, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Mianmar, Papua Nugini, Filipina, Thailand, Vanuatu, dan Nepal.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008