Dengan informasi yang positif dari ADB, mata uang garuda masih belum bisa bergerak positif karena efek eksternal, terutama pertemuan The Fed nanti malam yang akan jadi fokus

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah seiring fokus pasar saat ini pada pertemuan bank sentral AS The Fed tengah pekan ini.

Rupiah ditutup melemah 18 poin atau 0,13 persen di posisi Rp14.038 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan sebenarnya ada sentimen positif terkait proyeksi Bank Pembangunan Asia (ADB) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia namun perhatian pasar tengah tertuju pada pertemuan The Fed.

Baca juga: Rupiah tengah pekan diperkirakan kembali terapresiasi

"Dengan informasi yang positif dari ADB, mata uang garuda masih belum bisa bergerak positif karena efek eksternal, terutama pertemuan The Fed nanti malam yang akan jadi fokus," ujar Ibrahim.

ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 dan 2020 masing-masing sebesar 5,1 persen dan 5,2 persen meski gejolak perang dagang masih terus membayangi perekonomian global.

Ibrahim menuturkan berkat kegigihan pemerintah dan Bank Indonesia yang terus melakukan pembenahan di segala bidang dan terus melakukan intervensi, mengakibatkan tekanan global bisa dikendalikan dan diredam sehingga gempuran dari eksternal relatif bisa terkontrol dengan baik.

Baca juga: BI sebut faktor non musiman bantu rupiah menguat awal Desember

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.016 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.016 per dolar AS hingga Rp14.039 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.025 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.004 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah jelang pertemuan The Fed

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019