Tokyo (ANTARA News) - Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), mengingatkan bahwa dunia berada di ambang resesi menyusul kian memburuknya krisis keuangan internasional dan semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi global, sekaligus menyerukan dilakukannya kerjasama penanganan konkret secara bersama. Demikian pernyataan Gubernur BoJ, Masaaki Shirakawa seperti dikutip media massa Jepang di Tokyo, Selasa, mengenai hasil pertemuannya selama mengikuti pertemuan IMF dan Bank Dunia di Washington pekan lalu. Ia menekankan pentingnya pemantauan dan kerjasama global yang intensif mengingat krisis keuangan kini sudah mulai merasuki negara-negara yang sedang bertumbuh ekonominya. Namun demikian ia menyebutkan juga tekad dan upaya-upaya yang ditempuh bank-bank sentral G7 dan negara di dunia lainnya guna menstabilkan sistem keuangan internasional secepatnya, baik melalui "joint intervention" atapun berbagai paket kebijakan ekonomi lainnya di masing-masing negara. Sementara itu Jepang sendiri selain berfokus ke bursa juga ke sektor perbankan dengan mempertimbangkan menerapkan kebijakan perlindungan penuh kepada para deposan dari kehilangan uangnya sesegera mungkin. Penjaminan pemerintah itu diperlukan untuk mengantisipasi kebangkrutan bank yang merugikan nasabahnya. Hal itu dikemukakan PM Jepang Taro Aso usai menerima laporan dari Menkeu Shoichi Nakagawa mengenai hasil-hasil pertemuan para pimpinan keuangan negara-negara G7 bersama IMF dan Bank Dunia di Washington. Nasabah yang memiliki simpanan/deposito hingga 10 juta yen akan mendapat jaminan perlindungan pemerintah. (*)
Copyright © ANTARA 2008