Jakarta (ANTARA) - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I yang bersamaan dengan Peringatan HUT Ke-47 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada 10-20 Januari 2020 akan menjadi momentum konsolidasi politik pemerintahan yang pertama pasca-Kongres V PDIP pada Agustus 2019, kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu, yang dihadiri Ketua Bappilu PDIP Bambang Pacul Wuryanto, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat dan Mindo Sianipar, serta Wasekjen PDIP Sadarestuwati.
Baca juga: Hasto: PDIP persiapkan calon kepala daerah mampu membawa perubahan
Hasto memastikan peserta rakernas akan jauh lebih banyak dari yang hadir saat Kongres V PDIP pada Agustus 2019.
"Rakernas I tersebut akan diikuti oleh 4.731 peserta yang mewakili tiga pilar partai yakni struktural, eksekutif, dan legislatif partai," kata Hasto.
Baca juga: PDIP gelar sekolah pimpinan legislatif
Hasto menuturkan dalam Rakernas dan HUT Ke-47 PDIP nanti akan melakukan konsolidasi aspek organisasi yang penting dan strategis.
"Ini menjadi momentum konsolidasi tiga pilar partai bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dan seluruh jajaran kementerian terkait kebijakan Indonesia Maju," katanya.
Baca juga: Hasto: Amendemen hanya haluan tidak masa jabatan presiden
Ia mengatakan, publik sudah tahu bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengambil inisiatif cerdas mempercepat Kongres V yang seharusnya April 2020 menjadi Agustus 2019. Langkah konsolidasi ini menjadi sebuah model yang kemudian diikuti partai-partai lain di Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut Hasto, ketika pelantikan anggota MPR, DPR, dan DPD 1 Oktober, kemudian presiden dan wakil presiden 20 Oktober diikuti dengan pengumuman Kabinet Indonesia Maju, seluruh struktur PDIP sebagai pendukung utama Jokowi-Ma'ruf sudah siap.
Melalui momen Rakernas dan HUT ini, PDIP sebagai partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut menyadari akan tanggung jawab terhadap masa depan dan merumuskan pokok-pokok haluan negara.
"Kami melakukan itu mengedepankan riset dan inovasi nasional," ujarnya.
Oleh karena itu, Rakernas PDIP nanti akan diawali dengan mengangkat akar dan sejarah peradaban nusantara melalui jalur rempah, kekayaan spiritualitas bangsa, flora dan fauna sebagai kekayaan hayati Nusantara.
Semua itu berperan penting di dalam membentuk peradaban Nusantara hingga menggali sumber pangan, bumbu-bumbuan, dan obat-obatan khas Nusantara.
"Semua dikaji dengan menempatkan riset dan inovasi sebagai hulu dalam merancang jalan kemakmuran bangsa," ujarnya.
PDIP menyadari bahwa pembahasan haluan negara bukan sekadar langkah politik, namun jalan kebudayaan yang berakar kuat dengan sejarah peradaban bangsa.
"Kami bukan untuk bernostalgia dengan masa lalu, tetapi visioner karena mencakup pandangan 25 tahun, 50 tahun, hingga 100 tahun, serta membumi pada kehendak rakyat Indonesia," ucapnya.
Haluan negara yang berakar dari kebudayaan, kata Hasto, juga akan diangkat dalam rakernas dengan mengangkat seluruh kebudayaan Indonesia yang luar biasa.
"Kami kontemplasi ideologis. Kembali dengan ucapan Bung Karno bahwa Pancasila itu digali dari bumi Indonesia. Haluan negara yang diusung PDIP berakar kuat pada tradisi kebudayaan dan visioner ke depan," tambahnya.
Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan ekonomi rakyat dan terkait pangan, obat-obatan yang berakar pada kekayaan hayati bangsa, rempah-rempah, aromatherapy, hingga bumbu-bumbuan dan kekayaan laut nasional akan dibahas dengan mengedepankan riset dan inovasi melalui pendekatan komprehensif dari hulu-hilir.
Selain itu, lanjut Hasto, industri prioritas yang dibahas mencakup lima bidang yakni bidang kesejahteraan rakyat mencakup pangan, sandang, papan; bidang pendidikan dan kesehatan; bidang lapangan kerja, sosial, dan jaminan sosial; bidang infrastruktur dan lingkungan hidup; bidang mental dan rohani (agama, kepercayaan dan kebudayaan).
Peringatan HUT Ke-47 dan Rakernas I PDIP akan ditutup dengan malam kebudayaan sebagai komitmen partai di dalam program "nation and character building" yang berdiri kukuh pada kebudayaan otentik bangsa.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019