Pemilik warung Padang Robby Algedra (33), Rabu, mengatakan perusakan itu terjadi Rabu sekitar pukul 03.00 WIB. Kejadiannya hampir bersamaan dengan pelemparan molotov di rumah Ngadilah.
Baca juga: Rumah warga di Sleman dilempar bom molotov
Robby mengatakan saat kejadian dirinya sedang tidak berada di warung karena saat itu warungnya sudah tutup.
"Saya mendapat informasi kejadian tersebut dari tetangga sebelah warung saat hendak membuka warung pukul 08.00 WIB," katanya.
Baca juga: Polisi lacak pelaku pelemparan bom molotov di Sleman
Menurut dia, kejadian sekitar pukul 03.00 WIB, dan yang mendengar tetangga warung.
"Saat keluar kaca warung sudah pecah. Setelah kejadian ada yang melihat orang naik Honda Scoopy warna coklat melaju kencang ke arah timur," katanya.
Baca juga: Polisi selidiki pelemparan molotov dan perusakan rumah di Gamping
Selain perusakan warung makan Padang, pada waktu hampir bersamaan rumah milik Ngadilah warga di Dusun Pasekan, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilempar molotov.
"Pelemparan molotov terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Pukul 02.00 WIB saya bangun untuk memasak air," kata Ngadilah.
Menurut dia, sekitar pukul 03.00 WIB, setelah selesai masak air, dirinya mendengar suara orang mengetuk pintu.
"Dari depan terdengar ada yang mengetuk pintu. Terus saya tanya 'siapa ya?', tetapi tidak ada yang menjawab. Tiba-tiba langsung kaca jendela dipecah dan langsung api menjilat korden dan kursi. Ada pecahan botol, sepertinya dilempar," katanya.
Ia mengatakan, melihat api, dirinya panik dan tidak berani keluar rumah dari pintu depan.
"Saya memutar ke luar rumah melalui pintu belakang. Samar-samar dalam keadaan gelap, saya melihat dua orang mengendarai motor matic berlalu pergi," katanya.
Ngadilah mengatakan, melihat api yang semakin membesar sejumlah tetangga berdatangan dan ikut membantu memadamkan api.
"Ada pecahan botol kaca warna bening," katanya.
Setelah kejadian, polisi langsung mendatangi rumah dan meminta keterangan.
"Saya kemudian juga membuat laporan resmi ke polisi," katanya.
Ngadilah yang merupakan pedagang di Pasar Gamping, Sleman tersebut mengaku suami dan anaknya merasa tidak memiliki masalah dengan orang lain, sehingga dirinya yakin pelemparan molotov itu bukan karena permasalahan pribadi.
.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019