Makassar (ANTARA News) - Andi Ferdiansyah (32) salah satu tim sukses dari calon Bupati dan Wakil Bupati Pinrang periode 2008-2013, Ali Usman-Andi Fahrum Patturusi (Alif) ditembak mati oleh penembak misterius, Senin.Korban yang menjadi warga Desa Bunging, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang atau 31 kilometer dari Kota Pinrang, ditemukan tewas setelah kepalanya ditembak di bagian kiri dan tembus ke kepala bagian kanan, tepat di atas telinga, Senin, sekitar pukul 03.00 dini hari. Ibu korban, Hj Sri Sumiati Thamrin yang mengantar korban ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar, mengaku jika sebelum penembakan, dirinya di telepon dari "Alif Centre" dan menceritakan semua kejadian yang terjadi selama pagi hingga malamnya. "Waktu saya ditelepon sore harinya dari Alif Centre, korban mengaku jika dirinya telah dibuntuti oleh seseorang. Dia menceritakan semuanya apa yang terjadi selama sehari," katanya. Menurut Hj Sri, semua berawal ketika pembacaan visi misi oleh salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati pinrang yang dilaksanakan di kantor DPRD Pinrang, Minggu (12/10) pagi. "Karena calon Bupati dan Wakil Bupati, `Alif` telat tiba di kantor DPRD Pinrang, sudah harus menyampaikan visi dan misinya ingin dibatalkan oleh Legislatif karena dianggap tidak hadir dalam acara," ujarnya. Ratusan massa yang ada di depan kantor wakil rakyat Pinrang itu sudah mulai tegang karena keputusan dari pimpinan sidang, akhirnya korban maju dan menginterupsi pimpinan sidang. Korban yang memakai baju pendukung `Alif` sempat mengatakan kepada pimpinan sidang jika telat datang bukan berarti tidak hadir. Karena dalam tata tertib sidang tidak dibenarkan menggugurkan calon kandidat yang terlambat datang. Korban pun langsung berinisiatif untuk membacakan visi misi calon kandidat dari `Alif` di depan para hadirin kantor DPRD Pinrang. Setelah mebacakan visi misi, massa pendukung dari `Alif` akhirnya tenang. "Anak saya juga bilang, jika salah satu anggota legislatif yang ditemani berdebat dalam ruang rapat itu menghilang sejak pembacaan visi misi," katanya. Senin, sekitar pukul 00.00 dini hari, korban pulang ke rumahnya. Istrinya, Dahlia yang membukakan pintu langsung masuk ke kamarnya melanjutkan tidurnya. Korban yang merasa gelisah lalu keluar ke teras rumah sambil merokok. Pukul 03.00 Wita, korban kembali masuk ke kamarnya dan terjadilah penembakan tersebut. Istri dan ibu korban terbangun karena suara letusan yang dianggapnya bunyi mercon. Karena penerangan yang gelap, ibu dua anak ini kemudian melihat suaminya dan mengira jika suaminya telah tertidur. Dahlia lalu menyalakan lampu dan melihat seseorang telah melompat keluar dari jendelanya. Suasana senyap berubah, karena tangisan histeris dari istri dan ibunya ketika melihat korban bersimbah darah di atas tempat tidurnya. Sementara itu, Kapolda Sulselbar, Irjen Sisno Adiwinoto mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi-saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi hanya menemukan selongsong peluru tersebut dan tidak menemukan proyektil yang telah ditembakkan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008