Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog menginisiasi integrasi bersama kementerian/lembaga terkait sosialisasi percepatan penyediaan beras bervitamin atau fortifikasi guna menekan angka stunting dan anemia di Indonesia.
Seminar integrasi percepatan beras fortifikasi ini dibuka oleh Wakil Direktur Utama Perum Bulog Gatot Trihargo dengan menggandeng Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi ZA Dulung, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian PPN/Bappenas Anang Noegroho dan Direktur Pengembangan Bisnis Bulog Imam Subowo.
"Perum Bulog siap bekerja sama dengan semua pihak, baik dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang memiliki tujuan yang sama untuk peyediaan tambahan gizi bagi masyarakat, maupun dengan konsumen di setiap lini untuk penyediaan pangan sehat bergizi," kata Gatot di Kantor Pusat Bulog Jakarta, Rabu.
Baca juga: Atasi kekerdilan, Bulog NTT datangkan 18 ton beras fortifikasi
Beras fortifikasi diharapkan dapat menjadi jembatan integrasi kebijakan antarpemerintah sehingga dapat mengurangi serta menangani prevalensi stunting dan anemia di Indonesia melalui integrasi dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), pengelolaan CBP serta program pangan lainnya.
Dengan integrasi kebijakan, diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif dan berdaya saing tinggi, ujar Gatot.
Ada pun fortifikasi pangan di Indonesia bukan hal yang baru. Pada tahun 1986, Pemerintah melalui Kemenkes telah berhasil mengatasi masalah penyakit gondok melalui kebijakan yang mewajibkan fortifikasi garam dengan Iodium.
Baca juga: Bulog Jambi segera perkenalkan beras fortifikasi atasi kekerdilan
Pada tahun 2003, Pemerintah juga telah mewajibkan fortifikasi tepung terigu dengan enam jenis vitamin dan mineral. Fortifikasi minyak goreng dengan Vitamin A juga sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu dan sedang dalam proses untuk diwajibkan.
Dalam mendukung program pemerintah terhadap intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses pangan bergizi, Bulog telah berinovasi dengan menyiapkan beras fortifikasi yang salah satunya dapat disalurkan kepada masyarakat berpendapatan rendah dengan harapan memperbaiki gizi masyarakat.
Beras fortifikasi atau beras bervitamin yang akan disalurkan oleh BULOG merupakan beras sehat yang diperkaya dengan beberapa mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn).
Gatot Trihargo menambahkan bahwa seminar ini bertujuan untuk membangun pemahaman peserta mengenai stunting dan anemia, penyebab dan dampaknya, membangun kesepahaman tentang beras bervitamin (beras fortifikasi), proses produksi dan rencana pengembangan kernel.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019