Surabaya (ANTARA News) - Menjelang pemilihan gubernur (pilgub) Jatim putaran kedua, calon gubernur Khofifah Indar Parawansa tak henti-hentinya mengklarifasi isu miring yang menerpa pasangan Khofifah-Mudjiono (Ka-Ji) yang diciptakan pihak-pihak tertentu untuk merusak citra Ka-Ji. "Sekarang ini banyak fitnah keji yang gentayangan di mana-mana. Saya jelaskan kepada semua orang yang ketemu saya, bahwa fitnah itu tidak benar," kata Khofifah usai menghadiri acara halal bil halal dengan Syarifah-Syarifah perempuan keturunan Arab di Hotel Qud Royal Hotel di Surabaya, Senin (13/10). Menurut Khofifah, fitnah yang menyudutkan Ka-Ji sangat beragam yang bertujuan agar masyarakat tak memilih Ka-Ji. "Ada yang bilang, saya dibiayai germo, ada juga yang bilang saya dibiayai Syiah dari Iran, dan ada pula yang bilang saya dibiayai raja judi. Terakhir, ada fitnah Ka-Ji dibiayai oleh Vatikan," jelas mantan Menteri Pemberdayaan perempuan ini. Fitnah itu, lanjut Khofifah, makin gencar dilakukan menyusul makin dekatnya Pilgub putaran kedua 4 November 2008 mendatang, bahkan dalam sebuah forum kiai, fitnah itu sempat dikampanyekan oleh seorang kiai terkenal di Jatim. "Saya jelaskan ke semua pendukung Ka-Ji dan masyarakat Jatim, fitnah itu tidak benar. Masak sih, Muslimat NU dekat-dekat dengan raja judi dan germo," ungkap Khofifah. Namun Khofifah masih tampak tenang menyikapi fitnah tersebut bahkan, dia meminta kepada para pendukungnya agar menyikapi kampaye hitam itu dengan bijak dan dewasa. "Saya berharap Pilgub putaran dua bisa berjalan aman dan damai. Namun, saya minta fitnah-fitnah itu segera dihentikan agar tak meresahkan masyarakat," katanya. Disinggung soal dukungan terhadapnya, Ketua Umum Muslimat NU (non-aktif) ini mengatakan, pihaknya yakin dukungan elemen masyarakat dan partai politik akan semakin bertambah. Dia mengatakan kiai dan tokoh masyarakat yang mendukung Ka-Ji di daerah umumnya berasal dari pendukung pasangan Cagub-Cawagub yang gagal masuk ke putaran kedua. "Di Lamongan, lebih dari 30 kiai mendukung saya. Begitu pula di daerah-daerah lainnya," katanya. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008