Belitung,Babel (ANTARA) - Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sementara ini menahan ekspor ikan kerapu ke pasar dunia dikarenakan nilai jual terhadap ikan kerapu hidup belum stabil.
"Stok ikan kerapu ini sengaja masih disimpan dan akan dilepas ke pasar global pada 2020 ketika nilai jual ikan kerapu hidup mengalami peningkatan," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Firdaus Zamri di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, saat ini Belitung masih memiliki stok ikan kerapu hidup berkisar antara 40 sampai 45 ton, diperkirakan akan diekspor kembali pada Januari dan Februari 2020 mendatang.
Baca juga: Ekspor ikan kerapu dari Belitung ke Hong Kong capai 90 ton
"Karena pada waktu tersebut bertepatan dengan perayaan Imlek permintaan kerapu dari Hong Kong bisa meningkat tiga kali lebih banyak," ujarnya.
Dikatakannya, tidak stabilnya nilai jual ikan kerapu hidup di pasar dunia menyebabkan ekspor ikan kerapu hidup tahun ini menurun dari sebelumnya.
"Tahun 2018 ekspor kerapu hidup sebanyak 123,5 ton dengan frekuensi sembilan kali pengiriman, sedangkan tahun ini hingga Desember sebanyak 90 ton dengan frekuensi enam kali," katanya.
Menurunnya jumlah nilai ekspor tersebut, kata dia, bukan berarti jumlah produksi kerapu di pembudidaya di wilayah itu menurun.
Baca juga: DKP NTT targetkan budidaya kerapu di Labuan Kelambu mulai November
"Nilai ekspornya saja yang turun tetapi produksi di pembudidaya cukup banyak kami masih ada stok. Jadi kondisinya belum dilepas ke pasar dunia," ujarnya.
Sedangkan untuk ekspor pada tahun 2020 pihaknya menargetkan sebanyak 120 ton ikan kerapu berbagai jenis baik kerapu cantik
kerapu cantang, kerapu cantik, dan kerapu macan.
"Kami yakin bisa mencapai target tersebut bahkan bisa lebih karena di permintaan tinggi," katanya.
Pewarta: Kasmono
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019