Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) memutuskan menunda penerbitan obligasi rupiah dan valas menyusul krisis keuangan global yang berimbas ke pasar modal dalam negeri.
"Rencana penerbitan obligasi yang sedianya akhir tahun 2008, kami tangguhkan sementara," kata Dirut PLN Fahmi Mochtar, di Jakarta, Senin.
Menurut Fahmi, obligasi demonimasi dolar AS dan rupiah yang akan diterbitkan PLN mencapai Rp18 triliun, terdiri atas Rp3 trilun dan satu miliar dolar AS.
Dana hasil obligasi akan digunakan untuk membiaya proyek-proyek PLN termasuk pendanaan pengadaan listrik 10.000 Megawatt yang nilainya mencapai sekitar Rp80 triliun.
"Dana itu akan dialokasikan untuk keperluan investasi proyek tahun 2009-2010," katanya.
Meski begitu ujar Fahmi, pembiayaan proyek-proyek yang sudah berjalan atau yang dikerjakan tahun 2009 tidak akan terganggu.
"Insya Allah untuk tahun 2009 sudah aman, jadi obligasi belum perlu. Yang kita harus upayakan dana untuk tahun 2010," tegasnya.
Menurutnya, sebagian besar pendanaan proyek 2009 sudah bisa dipenuhi dari pinjaman perseroan yang sebelumnya.
"Tapi jika kondisi pasar memungkinkan, pembiayaan melalui obligasi bisa diterbitkan tahun 2009," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008