Manila (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memberikan semangat kepada para pemain timnas U-22 Indonesia untuk tidak berputus asa dalam bertanding dan melupakan kekalahan di final SEA Games 2019 saat melawan Vietnam.
"Saya sempat bertemu dengan pemain usai pertandingan, dan begitu kalah mereka belum bisa menerima sebab umurnya ada yang 18 tahun, serta rata-rata 21 tahun. Sehingga saya dorong jangan putus asa dan terus latihan," kata Zainudin, usai menyaksikan final cabang sepak bola SEA Games 2019 di Manila, Selasa malam.
Baca juga: Indonesia gagal raih medali emas sepak bola, takluk 0-3 dari Vietnam
Zainudin menyadari permainan Vietnam cukup bagus di lapangan karena persiapannya yang matang di sepak bola, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk membina atlet sejak dini.
"Saya juga sempat ngobrol dengan Vietnam dan menteri olahraganya, bahwa persiapan mereka luar biasa, dan mereka sudah disiapkan 15 tahun yang lalu untuk sepak bola," tuturnya.
Vietnam, kata Zainudin, bisa menjadi contoh pembinaan olahraga di Indonesia, salah satunya sepak bola dengan pelatih dari Korea Selatan yang mempunyai kecepatan cukup bagus.
Baca juga: Saatnya mengulang sejarah emas sepak bola di SEA Games
Ia mengatakan, sepulang ke Tanah Air akan melaporkan hasil pertandingan cabang olahraga sepak bola ke Presiden Joko Widodo, untuk kemudian dievaluasi.
Hal ini, kata dia, penting untuk dijadikan landasan pemerintah Indonesia dalam menghadapi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Ini menjadi pelajaran penting dan akan dievaluasi untuk menghadapi Piala Dunia U-20. Dan sepulang dari ini kami akan menghadap presiden dan selanjutnya menyiapkan pagelaran Piala Dunia U-20," tuturnya.
Sebelumnya, tim nasional U-22 Indonesia harus mengakui ketangguhan Vietnam dalam pertandingan final SEA Games 2019 dengan skor 0-3 yang berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa malam.
Hasil ini membuat tim asuhan Indra Sjafri gagal meraih medali emas dari cabang sepak bola, dan harus puas dengan medali perak.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019