Phnom Penh, (ANTARA News) - Penangkapan ikan secara berlebihan di Sungai Mekong di Provinsi Stung Treng, Kamboja, membuat susut simpanan makanan bagi ikan lumba-lumba air tawar yang hidup di sana. Penangkapan ikan secara berlebihan itu memaksa hewan langka itu meninggalkan daerah tersebut dalam apa yang dikatakan banyak pejabat akan menjadi bencana bagi industri pariwisata lokal, demikian laporan media Senin. Akibatnya, populasi ikan lumba-lumba air tawar di Kamboja terancam. "Jika tak tersedia cukup banyak ikan buat dolphin untuk hidup di dekat pantai, mereka akan kembali hidup di laut dan pariwisata akan menderita," kata Touch Seang Tana, seorang ahli perikanan yang bekerja untuk Dewan Menteri, sebagaimana dikutip Phnom Penh Post. "Kurangnya ikan pada musim ini telah disebabkan oleh nelayan yang menangkap ikan di perairan Kamboja dan kemudian mengeksport ikan tersebut ke Laos," kata Touch Seang Tana, seperti diwartakan Xinhua. Menurut Touch Seang Tana, antara dua dan tiga ton ikan dieksport dari Kamboja ke Laos setiap hari. Praktek tersebut membuat susut simpanan ikan dan kekurangan makanan dapat segera memaksa ikan lumba-lumba berpindah," katanya. "September sampai Februari adalah musim berkembang-biak dolphin, dan jika mereka tak memakan cukup banyak makanan selama masa ini, mereka akan menghadapi saat yang sangat berat," katanya. Ditambahkannya, saat ini terdapat 150 ikan lumba-lumba di sungai itu.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008