... agar perkembangan radikalisme atau terorisme dapat dideteksi dan dicegah...
Surabaya (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur bersama Polda Jawa Timur membentuk tim penyuluh terpadu antiradikalisme untuk meminimalisasi potensi radikalisme dan terorisme di wilayah setempat.
"Targetnya agar perkembangan radikalisme atau terorisme dapat dideteksi dan dicegah," ujar Kepala Bakesbangpol Jawa Timur, Jonathan Judianto, ditemui di sela pembukaan pembentukan dan pelatihan tim penyuluh terpadu antiradikalisme di Surabaya, Selasa.
Sasaran pelatihan dan pembentukan tim penyuluh, kata dia, yakni anggota bhabinkamtibmas, babinsa, penyuluh agama Kementerian Agama, dosen perguruan tinggi negeri, guru terpilih, pembina lembaga permasyarakatan, pengurus takmir masjid, pengurus dewan masjid Indonesia serta ormas di wilayah Jawa Timur.
Baca juga: BNPT: Kearifan lokal adalah daya tangkal radikalisme
Mantan penjabat bupati Sampang itu berharap kegiatan itu mampu meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah, Kepolisian Indonesia, TNI, dan masyarakat guna memelihara suasana aman serta kondusif di daerah, juga untuk menyinkronkan kegiatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan terorisme.
"Kegiatan ini kali pertama digelar tak hanya di Jatim, tapi di Indonesia. Semoga menjadi proyek percontohan nasional," ucap dia.
Baca juga: Survei BNPT 2019: Potensi radikalisme turun
Wakil Kepala Polda Jawa Timur, Brigadir Jenderal Polisi Djamaludin, mengatakan, pelatihan serta pembentukan tim penyuluh terpadu ini diikuti 220 peserta dan diharapkan digelar secara bertahap pada tahun depan.
"Kami ingin mengurangi ego sektoral masing-masing dan masalah radikalisme bisa diatasi dengan baik. Usai pelatihan ini nantinya tim penyuluh harus mampu menyampaikan secara luas di masyarakat bahayanya radikalisme," katanya.
Baca juga: Akademisi ingatkan giatkan sosialisasi penanganan radikalisme
Di tempat sama, Direktur Binmas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Iwan Setiawan, menyampaikan kegiatan digelar pada 10-12 Desember 2019 dan peserta dididik serta dibekali materi terkait radikalisme dari narasumber-narasumber berkompeten.
"Kali ini anggota Bhabinkamtibmas yang ikut memang masih 70 orang. Ke depan semua harus mendapatkan kesempatan sama, tapi bertahap," katanya.
Sementara itu, kegiatan tersebut akan diisi narasumber yang tak hanya berasal dari tingkat regional Jawa Timur, tapi juga nasional, termasuk mantan narapidana teroris yang akan membedah kelompok teroris dan cara menghadapi serta menanganinya.
Baca juga: Analis: Pemahaman parsial picu sikap keras dan intoleran
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019