Mosul, (ANTARA News) - Irak memerintahkan hampir 1.000 personil polisi untuk berpatroli di daerah pemeluk Kristen di kota Mosul, Irak utara, Ahad, sementara ribuan anggota kelompok minoritas tersebut menyelamatkan diri dari kekerasan paling parah terhadap mereka dalam lima tahun. Tindakan itu dilakukan saat Perdana Menteri Nuri Al-Maliki memerintahkan penyelidikan segera pembunuhan orang Kristen di Mosul dan berjanji akan melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi masyarakat yang terancam tersebut. "Kami akan melakukan tindakan segera guna menyelesaikan masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh orang Kristen di Mosul," kata Al-Maliki dalam suatu pernyataan yang disiarkan oleh kantornya setelah pertemuan mengenai suatu krisis bersama dua anggota parlemen Irak yang beragama Kristen. Dua brigade polisi nasional dikerahkan ke kota tersebut, yang dipandang oleh komandan militer Irak dan AS sebagai kubu kota terakhir Al-Qaeda di Irak, kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Abdul-Karim Khalaf. Meskipun terjadi pengerahan personil polisi, sedikitnya delapan orang termasuk seorang pemeluk Kristen tewas dalam empat serangan terpisah pada Ahad, kata beberapa pejabat keamanan. Dua tim penyelidik, satu keamanan dan satu lagi pidana, juga telah dikirim untuk menyelidiki serangkaian serangan terhadap orang Kristen di Mosul sejak 28 September. Dalam peristiwa tersebut, sedikitnya 12 anggota masyarakat itu, telah tewas, kata Khalaf. Seorang koresponden AFP mengatakan polisi telah mendirikan pos pemeriksaan di berbagai gereja di empat daerah Kristen di kota tersebut dan berpatroli di jalan dengan jalan kaki. Di Vatikan, Paus Benediktus XVI, Minggu, mengutuk aksi kekerasan terhadap orang Kristen di Irak dan India. "Saya mengundang anda untuk berdoa buat perdamaian dan perujukan sementara situasi menimbulkan kekhawatiran dan penderitaan besar ... saya memikirkan kekerasan terhadap orang Kristen di Irak dan India," katanya. Hampir 1.000 keluarga Kristen telah meninggalkan rumah mereka di kota itu sejak Jumat. Mereka berlindung di ujung utara dan timur provinsi Nineveh, kata Gubernur provinsi tersebut Duraid Kashmula. Kashmula mengatakan kekerasan itu adalah yang terburuk terhadap orang Kristen dalam lima tahun.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008