Makassar (ANTARA News) - Hingga hari kedua pencarian korban KM Teratai di perairan Majene, Sulawesi Barat, Tim SAR Gabungan mengaku masih kekurangan alat penyelamatan seperti perahu karet.
Hal ini seperti yang disampaikan Kapolresta Kabupaten Majene, Akbp Suyatno kepada ANTARA News melalui telepon, Senin Malam, Dia mengungkapkan, hingga malam ini pihaknya telah menemukan sebanyak enam korban tenggelamnya KM Teratai dalam keadaan selamat.
"Pencarian korban KM. Teratai yang dilakukan mulai pagi hingga malam tadi masih difokuskan di seputar wilayah perairan perairan `Batu Roro` Kabupaten Majene, Sulbar," ungkapnya.
Total korban yang telah didata Kapolresta Majene, Sulbar, hingga hari ini di perkirakan sekitar 23 orang korban KM Teratai.
"Kalo dilihat hasil penemuan korban kemarin, pihaknya telah menemukan 17 orang, dan hari ini ditambah enam korban yang selamat," urainya.
Dia mengeluhkan, sejauh ini tim evakuasi korban tenggelam masih kesulitan untuk memperoleh alat angkutan, berupa perahu karet yang akan digunakan untuk menyisir daerah perairan Majene.
Hingga saat ini, bantuan dari berbagai institusi maupun TNI/POLRI terus berdatangan seperti Brimob Pare-pare, personel dari TNI AL, Marinir Pare-pare, Polair Polda Sulbar, serta Syahbandar, dan instansi pemda setempat.
Sebelumnya, Tim Search and Resque (SAR) Gabungan Senin, hingga malam ini terus melakukan pencarian korban kapal tenggelam KM Teratai Prima menggunakan kapal KPLP Alugara dengan 25 anak buah kapal (ABK).
"Kami akan melakukan pencarian selama 24 jam," kata Kapten Kapal Alugara Syamsul A. Ilyas di Pelabuhan Parepare, sebelum kapal mulai bergerak melakukan pencarian, Senin.
Pencarian akan dilakukan di lokasi tenggelamnya kapal KM Teratai Prima di Perairan Baturoro, Selat Makassar, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) dan radius di sekitarnya.
Ketika disinggung lambatnya kapal Tim SAR bergerak melakukan pencarian mengingat KM Teratai Prima tenggelam sejak minggu dini hari (11/1), dia mengatakan, dropping BBM dari Depo Pertamina Parepare lambat. Pertamina menginginkan dokumen permintaan BBM secara lengkap. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009