Sigi (ANTARA) - Tim ACT Sulawesi Tengah menyalurkan 40 paket bantuan berupa selimut, sarung dan kebutuhan dasar yang diserahkan langsung kepada para pengungsi korban banjir bandang di Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Kepala Cabang ACT Sulawesi Tengah Nurmarjani Loulembah mengatakan bantuan yang disalurkan diharapkan dapat meringankan beban para korban banjir bandang.

"Tidak hanya menyalurkan bantuan, ACT juga menerjunkan sukarelawan dari Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI ACT) sejak minggu kemarin saat bencana terjadi hingga saat ini," ujarnya, Selasa.

Ia menyebut relawan MRI ACT akan terus bertahan di kawasan pengungsian dan di lokasi bencana untuk membantu pemerintah daerah setempat dan para pengungsi

“Kami masih menyiagakan tim kami di lokasi banjir bandang. Selain membantu korban banjir, kami juga memantau kondisi desa jika terjadi banjir susulan agar pergerakan kami ke wilayah itu bisa lebih cepat,” tambahnya.

Baca juga: Banjir bandang disertai lumpur terjang permukiman warga Desa Poi-Sigi

Baca juga: Satgas BPBD diturunkan ke lokasi banjir bandang Cibeber dan Bayah

Tiga hari pascabanjir bandang yang menerjang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, puluhan rumah warga di wilayah itu hingga kini masih tertanam lumpur sehingga puluhan Kepala Keluarga (KK) masih tinggal di tenda-tenda pengungsian di sejumlah titik.

Dari pantauan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), korban banjir bandang mengungsi dan diungsikan di pusat pengungsian di Dusun 3 tepatnya di halaman dan SMA Muhammadiyah.

Camat Dolo Selatan, Jalil mengatakan para pengungsi saat ini sangat membutuhkan kebutuhan pokok untuk bertahan hidup selama mengungsi.

"Para pengungsi saat ini kekurangan dan butuh makanan, pakaian dan air bersih, termasuk perlengkapan bayi dan shalat,"ujarnya.

Pemerintah setempat, lanjutnya, saat ini mengimbau pengungsi dan warga yang masih bertahan di rumahnya agar meninggalkan rumah mereka untuk sementara waktu karena ancaman banjir susulan yang terus mengintai.

"Karena Desember ini memasuki musim hujan dengan intensitas cukup tinggi. Kami sudah mengimbau masyarakat agar tidak lagi menempati rumah mereka karena di gunung itu terdapat sedimen seluas kurang lebih enam hektar yang saat ini menjadi bom waktu bagi masyarakat,” ujarnya.

Hingga Selasa siang kurang lebih 50 jiwa korban banjir bandang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di posko kesehatan, banyak pengungsi terserang gatal-gatal dan sakit kepala.

Kondisi hari ini, Selasa (10/12) rumah warga yang tertanam lumpur akibat banjir bandang Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupateb Sigi. (ANTARA/HO-Humas ACT Sulteng)

Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019