Washington (ANTARA News) - Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), Ahad, memperingatkan bahwa negara berkembang dapat menanggung konsekuensi serius krisis keuangan.
"Negara berkembang dan dalam peralihan (DRC) dapat mengalami konsekuensi serius dari setiap pengetatan kredit berkepanjangan atau kemunduran global yang berkelanjutan," demikian antara lain isi komunike yang disiarkan setelah pertemuan Komite Pembangunan Bank Dunia dan IMF.
"Kami prihatin dengan dampak kekacauan di pasar keuangan dunia dan harga pangan serta bahan bakar yang tetap tinggi," kata komunike tersebut, seperti dikutip Xinhua.
"Kami menyambut baik komitmen negara anggota untuk melakukan kerjasama dan tindakan menyeluruh guna memulihkan kstabilan keuangan dan berfungsinya pasar kredit secara baik," katanya.
Kelompok Bank Dunia (WBG) dan IMF harus membantu menangani tantangan kritis itu, terutama dampak pada negara berkembang, dan mengambil pelajaran dari krisis saat ini, kata komunike tersebut.
"Akan penting untuk mempertahankan pusat perhatian pada dukungan bagi pertumbuhan yang berkesinambungan, pengentasan orang miskin, dan tercapainya Sasaran Pembangunan Milenium (MDG)," katanya.
Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakn setelah pertemuan itu bahwa Bank Dunia akan membantu negara berkembang memperkuat ekonomi mereka, mendorong sistem keuangan mereka dan melindungi orang miskin dari kekacauan keuangan di semua pasar internasional.
"Negara berkembang, banyak di antaranya sudah menghadapi pukulan keras akibat tingginya harga energi dan kebutuhan pokok, terancam mengalami kemunduran sangat serius dalam upaya mereka meningkatkan standard hidup penduduk mereka dari pengetatan kredit berkepanjangan atau kemunduran global yang berksesinambungan," kata Zoellick pada suatu taklimat.
"Kelompok paling miskin dan rentan menghadapi resiko kerugian paling serius, dan dalam beberapa kasus permanen.
Bank Dunai belum lama ini telah mengumumkan bahwa fasilitas keuangan cepat senilai 1,2 miliar dolar AS akan menyediakan bantuan segera buat banyak negara dalam menanggulangi dampak harga pangan yang tinggi buat orang miskin dan sebanyak 850 juta dolar AS sudah disetujui atau siap disalurkan, kata pemimpin Bank Dunia itu.
"Kami mensak semua negara untuk mempertimbangkan pemberian sumbangan bagi dana ini. Australia baru-baru ini sudah menyumbang 50 juta dolar AS, tapi kami memerlukan lebih banyak lagi," katanya.
Direktur Pelaksana IMF, Dominique Strauss-Kahn juga mengatakan pada taklimat tersebut bahwa dunia tak boleh melupakan krisis lain. Ia merujuk kepada krisis kenaikan harga pangan dan energi di negara miskin.
Strauss-Kahn memuji rencana aksi Eurozoone untuk menanggulangi krisis keungan itu. Ia juga mendesak pemerintah AS agar menerapkan rencana penjaminan segera senilai 700 miliar dolar AS guna menstabilkan pasar keuangan.
Copyright © ANTARA 2008
Harusnya Indonesia sadr kalo negaranya kaya raya. Kalau penguasanya pinter dan ga nyari keuntungan sendiri pasti jadi negara yang kuat dan bermartabat. Mungkin ini jadi pelajaran aja bahwa sudah saatnya kita tinggalkan kapitalisme dan liberalisme... sang fasilitator keserakahan yang pada akhirnya cuma bikin kesenjangan sosial bukan kemakmuran!