Jakarta (ANTARA News) - Penundaan eksekusi terhadap para teroris "Bom Bali 1" dan "Bom Bali 2", bakal mengundang atau menarik orang-orang lama dan juga rekan-rekan sesama teroris bersimpati kepada mereka, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, Sutan Bathoegana mengingatkan.
"Di Dewan saja sering berteriak agar para teroris, termasuk teroris `Bom Bali 1` dan `Bom Bali2` segera dieksekusi," tegasnya melalui ANTARA, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan itu, merespons pelaksanaan peringatan peristiwa tragis "Bom Bali", Minggu (12/10) kemarin, juga menanggapi harapan publik yang menghendaki insiden sadis itu tak terjadi lagi dan agar segera berlangsung tindakan eksekusi atas Amrozi dkk.
"Kalau tidak ada tindakan tegas yakni segera melaksanakan eksekusi atas Amrozi dkk seperti yang saya katakan tadi, hal itu bisa menarik orang-orang yang lama-lama bersimpati kepada mereka, " ujarnya.
Sebab, menurut Sutan Bathoegana, doktrin (dengan melakukan aksi teror dan kekerasan) yang mengatasnamakan agama tertentu, jelas-jelas merupakan penyimpangan.
"Oleh sebab itu, para teroris ini harus segera dihukum mati sesuai dengan keputusan Pengadilan yang telah mengikat," tandasnya lagi.
Siksa di Depan Umum
Sutan Bathoegana juga mengingatkan pernyataannya dulu, ketika terjadi aksi teror "Bom Bali 1", tanggal 12 Oktober 2002 yang lalu.
"Keesokan harinya saya berkomentar dalam Rapat Pimpinan Dewan dengan Pimpinan Fraksi untuk menanggapi aksi teror tersebut agar segera mengutuk dan menangkap pelakunya untuk segera dihukum mati," tegasnya.
Ini penting, katanya, agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bercita-cita menjadikan teror sebagai alat perjuangan mereka.
"Kan sudah jelas, perbuatan ini dikutuk di mana-mana di dunia, apalagi ajaran agama apa saja di muka bumi ini tidak menghendaki aksi kekerasan," tandasnya.
Karena itu, atasnama fraksinya, ia menyampaikan dukungan kepada para aparat pelaksana eksekusi, agar tegas dalam bertindak.
"Selamat berjuang dan niatkan bahwa NKRI harus bebas dari aksi terorisme, siapa pun nanti yang akan memerintah," ujar Sutan Bathoegana bersemangat.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008