Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Selatan-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menyerahkan bantuan kebutuhan pokok, peralatan mandi, dan kitab-kitab bagi korban, setelah kebakaran hebat menghanguskan 80 bangunan di Dayah (Pesantren) Darussalam, Aceh Selatan, Senin (9/12).
"MRI-ACT Aceh sampai saat ini terus bergerak menggalang kepedulian masyarakat untuk membantu santri korban kebakaran," terang Muhammad melalui telepon seluler dihubungi dari Banda Aceh, Selasa.
Penyerahan bantuan ini dilakukan kemarin, dan diterima langsung oleh Abi H Hidayat Muhibbudin Waly membidangi Sekretariat Umum Dayah Darussalam di Desa Blang Paroh, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.
Ia mengatakan, bagi masyarakat baik di Aceh maupun Tanah Air serta luar negeri dapat membantu meringankan dampak kebakaran bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan menyalurkan kedua nomor rekening bank.
"Donasinya melalui Bank Aceh Syariah di 010 0193 000 9205, dan BNI Syariah 66 00011 008. Donatur bisa mengonfirmasi pengiriman donasi dapat melalui nomor telepon 0651-731535 atau WhatsApp 0822 8326 9008," tegas Muhammad.
Ketua Dewan Guru Dayah Darussalam, Tgk Akbarni, menyatakan, kebakaran dahsyat di dayah milik organisasi Islam Al-Waliyah Blang Poroh telah menghanguskan 80 bangunan atau bilik santri laki-laki pada Senin (9/12) sekitar pukul 2.12 WIB.
Akibatnya musibah ini, lanjut dia, pakaian, peralatan belajar, kitab-kitab, dan peralatan sehari-hari lainnya milik sekitar 160 santri pria ludes dilalap si jago merah. Kini para santri korban kebakaran terpaksa menginap di kamar milik santri lainnya.
"Waktu kebakaran terjadi, santri-santri lebih utamakan selamatkan kitab dibandingkan pakaian mereka. Sekarang mereka tidak punya pakaian yang layak pakai, sehingga meminjam pakaian temannya," tutur dia ketika dikunjungi MRI Aceh Selatan-ACT Aceh.
Ia mengaku, kebakaran juga menghanguskan dua balai pengajian dari tiga balai yang saling berdekatan. Sedangkan satu balai pengajian lagi, terpaksa dirobohkan pihaknya guna menghentikan api agar tidak menjalar lebih luas.
"Bila ada sumbangan swadaya masyarakat atau pemerintah, maka langsung kembali membangun bangunan baru untuk pesantren yang lebih dikenal dengan Dayah Syekh Abuya Muda Wali," tegas Tgk Akbarni.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019