Singapura, (ANTARA News) - Arab Saudi, eksporter minyak mentah terkemuka, akan mempertahankan pengapalan ke kilang-kilang utama Asia Utara, meskipun harga turun hingga di bawah 80 dolar per barel pertama kalinya dalam tahun ini, sebuah sumber mengatakan, Senin. Penurunan hampir 70 dolar dari rekor tinggi pada Juli lalu yang mencapai 147 dolar per barel telah menyebabkan beberapa anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyerukan penurunan produksi, demikian diwartakan Reuters. Kelompok tersebut sepakat mengadakan pertemuan darurat di Wina pada 18 November mendatang guna membicarakan dampak dari krisis finansial global pada pasar minyak. Berbagai alokasi untuk perusahaan-perusahaan minyak global dan kilang-kilang Eropa akan diketahui hari ini. Sumber-sumber pada kilang di Jepang, pelanggan terbesar Arab Saudi di Asia, di mana belum ada dikarenakan masih libur. Arab Saudi juga mempertahankan kebijakan standarnya pada batas-batas tolerenasi operasional. Pada Senin, harga minyak naik lebih dari tiga dolar menjadi 80 dolar per barel, menutupi beberapa kerugian karena para pemimpin di Amerika Serikat dan juga Zone Eropa mengambil berbagai langkah mendorong sektor perbankan keluar dari kolaps yang lebih dalam.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008