Jakarta (ANTARA News) - Perajin batik di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengambil kaligrafi sebagai motif batik.
"Bagian tengah kain ini bermotif kaligrafi abstrak, sementara di bagian pinggirnya dibingkai motif batik tradisional, yaitu motif Sidomulyo," kata Imaroh, pemilik rumah usaha batik di Desa Wukirsari, Senin.
Ia mengatakan meski terlihat abstrak, tetapi motif ini ada bacaannya yaitu "hayya `ala shalah".
"Batik bermotif kaligrafi ini rencananya akan diberi warna biru dengan gradasi tua, sedang dan muda. Karena itu saya memerlukan pewarnaan kimiawi, tidak menggunakan pewarna alam karena warna yang dihasilkan untuk biru tua kurang bagus," katanya.
Pewarna alam biru biasanya menggunakan tanaman `indigofera`, namun warna biru yang dihasilkan `indigofera` tidak setegas pewarna kimiawi.
"Kami memilih pewarna kimia karena menyesuaikan permintaan pemesan," katanya.
Imaroh yang baru tahun pertama kali memulai usaha batik telah merancang usaha kaligrafi batik sejak beberapa bulan lalu dengan desain hasil kerjasama dengan tetangga yang pandai menulis kaligrafi.
"Sebelum bulan Ramadhan lalu ada wisatawan dari Prancis yang ingin membeli batik sebagai hiasan dinding. Namun dia menginginkan desain yang tidak hanya menampilkan batik tradisional, karenanya kami menawarkan desain kaligrafi ini," katanya.
Menurut Imaroh, saat ini banyak produksi batik bermotif tradisional yang beredar di pasaran dengan motif dan harga yang juga beragam.
"Karena baru tahun ini membuka usaha batik, saya mencoba mencari pasar baru melalui penawaran batik kaligrafi ini," katanya.
Ia berharap peluang batik kaligrafi bagus dan berjanji tidak akan mengenyampingkan motif batik tradisional. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008