Jakarta (ANTARA News) - Suasana duka masih menyelimuti sebuah keluarga di Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur hingga Senin pagi ini setelah seorang siswa SMA Negeri 1 Trenggalek meninggal dunia usai mengikuti latihan pencak silat di sekolahnya, Minggu (12/10). Kusni, orangtua Luki Prasetya Budi, nama anak yang meninggal dunia ini menyatakan, anaknya langsung dilarikan ke rumah sakit setelah bertarung dengan sesama rekan seperguruan silat di sekolahnya. "Anak saya mengalami pendarahan pada bagian lambung setelah terkena tendangan lawannya," katanya. Korban sempat menjalani perawatan selama satu hari di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri akibat lambung dan ulu hatinya terluka. "Saat itu anak saya sempat muntah-muntah sebelum dibawa ke rumah sakit oleh rekan-rekannya," tutur Kusni. Namun demikian, Kusni tidak akan menuntut rekan korban di perguruan silat dan pihak sekolah. "Kami ikhlas dengan peristiwa yang menimpa anak saya ini. Lagi pula tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu," katanya. Erwin, teman korban, mengaku kaget saat pembina mereka tiba-tiba membagi peserta latihan ke dalam dua kelompok. "Di halaman depan digunakan untuk latihan bersama, sedang di halaman belakang untuk latihan pertarungan yang hanya diketahui pembina saja," katanya. Pihak SMA Negeri 1 Trenggalek menyatakan, tidak bertanggung jawab atas kematian siswanya itu karena pencak silat bukan termasuk kegiatan ekstra kurikuler. Walau begitu pihak sekolah tetap memberikan uang santunan kepada keluarga korban dan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008