Depok (ANTARA) - Peneliti Vokasi Universitas Indonesia (UI) mempresentasikan dua hasil penelitian yang dilakukannya yaitu tentang karakter konsumsi media masyarakat di era digital.
"Penyebaran berita hoaks telah menjadi problema yang fenomenal di masyarakat, paling tidak semenjak tahun 2017 lalu," kata Peneliti Vokasi UI Devie Rahmawati di Kampus Vokasi UI Depok, Selasa.
Penelitian yang dilakukan di Jakarta, Depok, Medan, Aceh, Riau, Palu, Yogyakarta selama delapan bulan ini, telah menghasilkan temuan menarik tentang perilaku dan kebiasaan dari Generasi Imigran (lahir sebelum Tahun 1980) dan Generasi Milenial (lahir sesudah tahun 1980) dalam mengkonsumsi informasi dan berita, termasuk hoaks.
Devie mengatakan generasi imigran memiliki kecenderungan yang besar untuk mengkonsuymi berita hoaks seputar tema-tema kesehatan, keagamaan dan kenegaraan (politik dan pemerintahan). Karena isu-isu tersebut adalah isu yang memang sensitif bagi mereka.
"Isu kesehatan salah satu informasi yang paling cepat mereka bagikan di media sosial, karena di usia mereka sekarang, kesehatan menjadi tantangan keseharian mereka," ujar Devie Rahmawati yang juga Kaprodi Vokasi Humas UI.
Sebaliknya, generasi milenial, mengkonsumsi lebih dominan informasi dan berita seputar gaya hidup yaitu gosip, bisnis, leisure place seperti coffee shop dan sebagainya.
Para milenial mengungkapkan bahwa di ketiga isu tersebut kesehatan, keagamaan dan kenegaraan merupakan isu yang tidak terlalu menarik perhatian mereka.
Sehingga tanpa perlu melakukan kroscek secara mendalam, mereka lebih meyakini bahwa informasi seputar ketiga isu tersebut (kesehatan keagamaan dan kenegaraan), memiliki lebih banyak kebohongan.
"Hasil penelitian ini sengaja disampaikan kepada publik untuk mendapatkan masukan dan evaluasi," kata Devie Rahmawati penerima Australian Awards 2019.
Hasil penelitian dipresentasikan dalam Forum Tematik Bakohumas, yang diselenggarakan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Melalui diskusi dengan para Government Public Relations (GPR), hasil penelitian ini mendapatkan respon positif, mengingat para GPR membutuhkan insight mendalam tentang karakteristik masyarakat berbasis generasi, kaitannya dalam upaya memastikan agar sosialisasi program - program Pemerintah dapat diterima secara efektif oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Devie mengatakan pada penelitian pertama membahas tentang Tantangan Sosial Penyebaran Hoaks Oleh Digital Immigrant. Studi Kualitatif Kegiatan Pengmas : Saring Sebelum Sharing di Lima Kota".
Penelitian kedua bertemakan "Karakteristik Generasi Digital Natives. Studi Kasus Pengmas Kampung Digital Vokasi UI".
Kedua paper tersebut merupakan hasil penelitian dari Devie Rahmawati, Deni Danial Kesa, Amelita Lusia, Pijar Suciati dan Mareta Maulidiyanti.
Presentasi dilakukan di tiga tempat yaitu di Universitas Halu Oleo, Kendari; BSD Tangerang dan Antasari, Jakarta.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019