Jakarta (ANTARA News) - Meski lebaran Idul-Fitri 1429 Hijriyah sudah berlalu dan sejumlah obyek wisata berangsur menyepi, makam Sekh Haji Muhammad Arsyad di Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Provinsi Kalimantan terus dipadati pengunjung.
Makam ulama besar yang terletak di pesisir pantai Desa Mattone, Kecamatan Kusan Hilir tersebut, tak henti didatangi peziarah berasal dari luar daerah Kabupaten Tanbu.
"Mereka datang berziarah untuk mendapat keberkahan hidup atau habis "bernadzar" (berjanji kepada tuhan menurut ajaran Islam) mengunjungi makam tersebut setelah terpenuhi keinginan di masa hidupnya," ungkap Andi S Jaya (38), seorang warga setempat, Minggu.
Sekh Haji Muhammad Arsyad sewaktu hidup adalah ulama besar keturunan Sekh H M Arsyad Al Banjari, salah seorang pendiri Kerajaan Banjar yang saat ini menjadi Banjarmasin, Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.
Sekh H M Arsyad meninggal karena sakit dalam perjalanan pulang setelah menyebarkan ajaran Islam di Kabupaten Panajam Pasir Utara, Provinisi Kalimantan Timur. Versi lain menyebutkan, Sekh H Muhammad Arsyat meninggal di tengah laut.
Prosesi penguburanya dilakukan secara simbolis oleh masyarakat di Kecamatan Kusan Hilir, dengan mengumpulkan pasir pantai sebagai pertanda almarhum seorang ulama besar Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan yang pernah menyebarkan Islam hingga Provinsi Kalimantan Timur.
Hingga kini belum ada yang berani menjamin kebenaran kedua versi tersebut, namun Sekh H Muhammad Arsyad dipastikan sebagai salah seorang ulama besar Kalimantan Selatan yang memiliki keteladanan untuk mengayomi seluruh kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika seluruh umat Islam dari luar Kabupaten Tanbu yang mengenal pribadi almarhum kerap berziarah ke lokasi pemakamanya di kawasan Desa Mattone, Kecamatan Kusan Hilir.
Hampir setiap hari ratusan jumlah pengunjung yang termuat beberapa bis dan sejumlah mobil Pik-up mendatangi tempat tersebut untuk sekedar berdoa mengharap keberkahan dan keinginan lainnya kepada Yang Kuasa.
"Khususnya hari Minggu atau sekitar hari raya minimal dua buah bis berisi pengunjung mendatangi tempat tersebut," demikian Andi S Jaya. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008