Jakarta (ANTARA) - Indonesia berusaha menggenjot angka kunjungan wisatawan mancanegara asal Malaysia dan Singapura di akhir tahun 2019 dengan melakukan sejumlah kegiatan, salah satunya dengan menggandeng platform pemesanan hotel dan tiket Traveloka lewat gelaran "Amazing Deals to Indonesia".
"Kita target Malaysia dan Singapura karena dua negara itu adalah penyumbang jumlah wisatawan mancanegara tertinggi ke Indonesia," kata Rizki Handayani, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta pada Selasa.
Hingga Oktober 2019, sebanyak 241.100 wisatawan asal Malaysia datang ke Indonesia, setara dengan 17,80 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia."
Sementara di periode yang sama, wisatawan Singapura yang bertandang ke Indonesia berjumlah 145.200 orang atau 10,27 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia."
Lewat "Amazing Deals to Indonesia", diharapkan, market wisatawan Malaysia hingga akhir tahun ini bisa tumbuh mencapai 20 persen sedangkan untuk wisatawan Singapura bisa tembus di sekitar angka 11 persenan dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Baca juga: Liburan tak harus ke luar negeri, pilih "staycation" atau "vacation"?
Traveloka Amazing Deals
Program "Traveloka Amazing Deals" memberikan penawaran potongan harga berbagai produk dan jasa end to end Traveloka mulai dari akomodasi, paket transportasi dan akomodasi hingga Xperience.
"Pengguna Traveloka di Malaysia dan Singapura akan mendapatkan diskon hingga 20 persen dari hotel yang gabung di program ini. Ada juga tambahan diskon yang diberikan melalui kupon diskon," kata John Safenson, VP Market Management Accommodation Traveloka.
Destinasi wisata di Indonesia yang ditawarkan di antaranya adalah Medan, Yogyakarta, Semarang, Solo, Bandung, Bali, Lombok dan Surabaya.
Adapun periode penawaran berlaku mulai 1 hingga 31 Desember 2019.
John mengatakan para mitra hotel Traveloka antusias bergabung dengan program ini karena bisa mendapatkan kesempatan promosi di kedua negara itu.
Ada lebih dari 100 mitra hotel yang tersebar di seluruh Indonesia yang berpartisipasi dan siap menampung para wisatawan dari Malaysia dan Singapura.
Sebagai dukungan tambahan, Kemenparekraf akan memasang papan iklan penawaran di lebih dari 30 titik billboard yang tersebar di lokasi-lokasi strategis di kedua negara tersebut di antaranya Orchad Road Singapura, Bukit Bintang Malaysia hingga Bandar Udara Internasional Changi dan Kuala Lumpur.
Sebagai salah satu perusahan Unicorn yang awalnya dirintis di Indonesia, Traveloka optimistis target untuk menggenjot jumlah wisatawan ke Tanah Air bisa dicapai.
Saat ini, ada 400.000 pengguna Traveloka di Malaysia dengan 10 persen transaksi hotel user di Malaysia adalah untuk destinasi Indonesia.
"Sementara untuk Singapura, 45 persen transaksi pelanggan setia Traveloka di Singapura adalah untuk hotel di Indonesia," kata John.
Baca juga: Jelang liburan akhir tahun, simak 6 tips naik kereta api
Profil wisatawan asal Malaysia dan Singapura
Menurut data Kemenparekraf, wisatawan Malaysia kebanyakan datang ke Indonesia untuk berlibur dengan pengeluaran perhari bisa mencapai 120 dolar AS lebih.
Wisatawan asal Malaysian rata-rata bisa menghabiskan waktu hingga lima hari saat plesir di Indonesia.
Mereka biasanya memiliki karakter yang senang berbelanja, pergi secara berkelompok baik dengan keluarga maupun teman, memilih hotel budget dan pergi naik pesawat harga terjangkau. Turis Malaysia juga enggan bepergian jauh.
Turis Malaysia paling suka melakukan kegiatan wisata pedesaan dan perkotaan, kuliner, budaya, serta rohani.
Sama dengan wisatawan asal Malaysia, wisatawan dari Singapura juga senang datang ke Indonesia untuk liburan dengan pengeluaran mencapai 160-an dolar AS sehari.
Turis Singapura bisa menghabiskan waktu empat hari berlibur di Indonesia. Berbeda dengan turis Malaysia, turis Singapura suka berwisata perorangan dan lebih suka menginap di hotel bintang empat meski sama-sama suka naik pesawat dengan biaya murah.
Turis Singapura paling suka melakukan kegiatan wisata pedesaan dan perkotaan, kuliner, budaya, event serta olah raga dan kesehatan.
Meski demikian, tantangan untuk Indonesia dalam menggenjot jumlah wisatawan dari kedua negara itu adalah masih kurangnya menjangkau wisatawan dengan etnis selain Melayu.
"Masih ada potensi untuk turis dengan etnis China dan India. Ini yang harus kita geber lagi, selama ini turis asal kedua negara itu yang beretnis China larinya ke negara-negara yang jauh seperti Jepang, Korea, Eropa, kalau ke kita paling ke Bali," kata Rizki.
Baca juga: Lima hal yang bikin libur lebih produktif
Saat ini Kemenparekraf mengubah strateginya dalam menggaet wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Jika sebelumnya wisatawan mancanegara diiming-imingi dengan gaya plesir untuk rileks dan istirahat menenangkan diri, kini Kemenparekraf sedang getol memperbanyak agenda acara yang bersifat gaya hidup.
"Wisatawan mancanegara saat ini memandang berwisata bukan hanya untuk leyeh-leyeh di hotel tapi juga untuk kepentingan gaya hidup, ambil contoh event lari, orang datang jauh-jauh bukan untuk santai, tapi lari, dunia sekarang sudah berubah," kata dia.
Hingga akhir tahun 2019, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia bisa tembus 18 juta dengan target devisa sebesar 20 juta dolar AS. Hingga saat ini, Rizki mencatat angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sudah mencapai 16, 5 juta pengunjung.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2017, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya sebanyak 14,04 juta, atau meleset dari target 15 juta.
Sedangkan pada 2018, BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang 2018 hanya 15,81 juta, masih belum mencapai target yang sebanyak 17 juta kunjungan wisman pada tahun yang sama.
"Salah satu strategi kita tahun depan untuk menggenjot angka kunjungan wisatawan mancanegara adalah dengan membuka rute penerbangan dari Singapura ke Belitung dengan Jetstar, dan tentunya nanti akan ada hot deals lain," kata Rizki.
Baca juga: Pasar wisata Indonesia posisi tiga setelah Korsel dan Jepang
Baca juga: Doraemon ikon promosi liburan akhir tahun Traveloka
Baca juga: Inisatif program pariwisata berkelanjutan dilakukan Traveloka-WWF
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019