Jakarta (ANTARA News)- Pemerintah provinsi Suamtera Barat mengundang investor untuk membangun pabrik pengolahan kakao di daerah itu karena di Sumbar terdapat perkebunan kakao seluas 36 ribu hektar. "Luas areal kakao Sumbar kini mencapai 36 ribu hektar, namun kita tidak memiliki pabrik pengolahan kakao, sedangkan Malaysia yang hanya memiliki lahan 30 ribu hektar saja memilikinya," kata Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi di Padang, Minggu. Pembangunan pabrik pengolahan kakao diharapkan memberi nilai tambah kepada petani kakao di provinsi itu. "Kami berharap ada investor yang mau menanamkan modalnya untuk ini, baik dari dalam negeri maupun pihak asing," katanya. Gamawan menjanjikan memberikan kemudahan perizinan dan prosedur untuk berinvestasi. Sebagian besar kakao produksi Sumbar telah difermentasi sehingga harganya terus membaik mencapai Rp26.000/kg. "Kita terus sosialisasikan kepada petani untuk menjual kakao yang difermentasi agar nilainya lebih tinggi, lagipula cara mengolahnya tidak terlalu sulit," katanya. Sumbar kini mengembangkan kakao di delapan kabupaten/kota sebagai sentra produksi kakao yakni Kota Padang, Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Payakumbuh dan Kepulauan Mentawai. Delapan daerah kabupaten/kota itu telah berkomitmen menjadikan kakao sebagai komoditas unggulan dengan target luas perkebunan mencapai 108 ribu hektar tahun 2010. "Delapan daerah tersebut diingatkan untuk terus menggiatkan masyarakat menanam kakao, dan beberapa di antaranya memberikan bibit secara gratis," katanya. Gubernur Sumbar juga sudah mengeluarkan surat ke daerah-daerah itu untuk mengingatkan kembali komitmennya dalam memprioritaskan pengembangan perkebunan kakao. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008