Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Guatemala Sandra Erica Jovel Polanco, dalam rangka peresmian Kedutaan Besar Guatemala di Jakarta, Selasa.
Kunjungan Sandra ke Jakarta merupakan kunjungan pertama menlu Guatemala ke Indonesia sejak kedua negara membuka hubungan diplomatik pada 1992.
“Saya mengucapkan selamat kepada Menlu Sandra atas pembukaan kembali Kedubes Guatemala di Jakarta,” kata Menlu Retno usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Guatemala.
Kedutaan Besar Guatemala akan menjadi kedubes negara sahabat ke-106 di Jakarta, sekaligus kedubes ke-14 dalam kelompok negara Amerika Latin dan Karibia.
Sebelumnya, Kedubes Guatemala di Jakarta sempat ditutup pada 1993 akibat krisis ekonomi yang dihadapi negara di Amerika Tengah itu.
Saat ini, setelah 26 tahun, Guatemala akan membuka kembali kedutaan besarnya di Jakarta, yang sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia memiliki arti penting bagi negara tersebut.
Selain pembukaan kembali Kedubes Guatemala di Jakarta, Menlu Retno dan Menlu Sandra menandatangani MoU mengenai forum konsultasi bilateral yang akan memfasilitasi komunikasi yang lebih terstruktur antara kedua negara.
Menlu Retno juga mendorong pemerintah Guatemala untuk segera menyelesaikan persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Selain itu, Retno juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi termasuk perdagangan dan investasi antara kedua negara.
“Guatemala adalah mitra kedua terbesar bagi Indonesia di Amerika Tengah. Tetapi nilai perdagangan kedua negara masih kecil dan harus ditingkatkan,” kata dia.
Guna memperkuat hubungan ekonomi kedua negara, Indonesia juga telah menginisiasi Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC Business Forum) di Serpong, Banten pada 14-15 Oktober 2019. Forum itu, menurut Menlu Retno, akan dilanjutkan dengan INA-LAC Trade Expo tahun depan.
Baca juga: Indonesia selenggarakan forum bisnis dengan Amerika Latin, Karibia
Baca juga: Hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika Latin perlu ditingkatkan
Baca juga: Forum Indonesia-Amerika Latin hasilkan kesepakatan 33,12 juta dolar AS
Sebagai sesama negara penghasil kelapa sawit, Indonesia dan Guatemala juga sepakat melawan diskriminasi terhadap produk kelapa sawit. Bahkan, Menlu Retno mengundang Guatemala untuk bergabung dalam Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) yang diinisiasi oleh Indonesia dan Malaysia.
Baca juga: RI tekankan sawit berkelanjutan di pertemuan negara penghasil CPO
Baca juga: CPOCP jadi sarana menentang implementasi regulasi Uni Eropa
Di lain pihak, Menlu Guatemala berharap pembukaan kembali kedutaan besarnya di Jakarta dapat memperkuat kerja sama bilateral bukan hanya secara politik tetapi juga ekonomi.
“Ini akan memberi kita kesempatan untuk menjalankan kembali hubungan yang erat antara kedua negara,” tutur Sandra.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2019