Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso meminta maaf kepada seluruh rakyat, jika ada perilaku dan tutur kata jajarannya selama bertugas dimana pun langsung atau tidak langsung melukai rakyat dan komponen bangsa lainnya.
Pernyataan maaf itu disampaikannya dalam jumpa wartawan serangkaian peringatan puncak HUT ke-63 TNI di Dermaga Ujung, Surabaya, Minggu.
"Kami menyadari, apa yang dicapai TNI hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan komponen bangsa lainnya," katanya.
Didampingi tiga kepala staf angkatan dan Kasum TNI, Djoko mengatakan, terkait itu dirinya mewakili segenap prajurit TNI beserta keluarga menyampaikan rasa terima kasih dan maaf jika ada perilaku dan tutur kata yang melukai hati rakyat dan komponen bangsa lainnya.
Pada kesempatan itu pula, Panglima TNI juga meminta maaf jika ada kegiatan TNI yang mengakibatkan kegiatan komponen bangsa lainnya dan masyarakat menjadi terganggu, seperti penutupan Bandara Juanda, Surabaya selama 2,5 jam selama peringatan puncak HUT ke-63 TNI pada 14 Oktober .
"Saya memahami apa yang dilakukan TNI, termasuk pelaksanaan peringatan HUT TNI, mengakibatkan kegiatan pihak lain terganggu," ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Djoko, sebagai alat pertahanan TNI memerlukan beberapa waktu untuk melaksanakan kegiatannya seperti latihan rutin yang berujung pada kepentingan bangsa dan negara.
"Penampilan latihan dan hari jadi yang besar, juga berguna untuk kehormatan serta kebanggaan bangsa dan menunjukkan daya tangkal yang dimiliki TNI. Untuk itu, saya mohon kerelaan dari semua pihak untuk memahami hal itu, tetapi kami berharap pengaruhnya tidak terlalu besar," tutur Panglima TNI.
HUT TNI sedianya dilaksanakan setiap 5 Oktober yakni tanggal kelahirannya. Namun, kali ini peringatan puncak dilaksanakan pada 14 Oktober karena libur Hari Raya Idul Fitri 1429 H.
Peringatan puncak HUT ke-63 TNI akan dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta menteri Kabinet Indonesia Bersatu dan perwakilan negara sahabat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008