Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Mesir, Ethiopia dan juga Sudan akan bertemu di Washington pada 13 Januari guna menyelesaikan sengketa mega proyek bendungan di Nil Biru, Ethiopia, menurut pernyataan gabungan yang dikeluarkan Departemen Keuangan AS, Senin (9/12).
Menteri luar negeri dan menteri perairan dari tiga negara Afrika itu pada Senin bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Presiden Bank Dunia David Malpass untuk menuntaskan perselisihan atas Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) senilai 4 miliar dolar AS (sekitar Rp56 trilliun).
Pertemuan seperti itu merupakan yang kedua kalinya setelah pertemuan di Washington pada awal November.
Mesir khawatir pengisian bendungan di anak sungai Nil Biru akan membatasi pasokan air yang sudah langka dari Sungai Nil. Mesir hampir sepenuhnya bergantung pada ketersediaan air di sungai itu. Sudan juga menjadi hilir dari proyek tersebut.
Ethiopia mengaku bendungan hidroelektrik tersebut, yang akan menjadi yang terbesar di Afrika, penting bagi pembangunan ekonomi mereka.
"Para menteri luar negeri tak sabar bertemu kembali di Washington DC pada 13 Januari 2020 guna meninjau hasil pertemuan teknis mendatang di Khartoum dan Addis Ababa yang bertujuan merampungkan perjanjian," bunyi pernyataan tersebut.
Menurutnya, para menteri sepakat bahwa pertemuan teknis harus berupaya mengembangkan aturan serta pedoman atas pengisian dan juga operasi bendungan tersebut, definisi kondisi kekeringan dan langkah-langkah mitigasi kekeringan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mesir terima undangan soal sengketa bendungan Ethiopia
Baca juga: Mesir desak Ethiopia setujui mediator dalam sengketa bendungan
Baca juga: Warga satu kota di Inggris diungsikan karena bendungan retak
Berkunjung ke Bendungan Norak, yang terbesar di Tajikistan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019