...kami untuk memperkirakan pasar minyak global 2020 yang berimbang secara luas, 0,3 juta barel per hari lebih ketat dari perkiraan kami sebelumnya

New York (ANTARA) - Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga minyak untuk 2020, mengutip persediaan yang lebih ketat dari perkiraan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya sepakat untuk memperdalam penurunan produksi minyak hingga kuartal pertama tahun depan.

"Kami meningkatkan perkiraan kami untuk 2020, meskipun perkiraan biaya marjinal jangka panjang kami tetap tidak berubah," tulis analis Goldman dalam catatan tertanggal 6 Desember.

Bank merevisi perkiraan harga spot minyak Brent menjadi 63 dolar AS per barel untuk 2020, naik dari perkiraan sebelumnya 60 dolar AS, sementara itu juga meningkatkan prospek harga spot West Texas Intermediate (WTI) menjadi 58,5 dolar AS per barel dari 55,5 dolar AS.

Harga minyak Brent berjangka turun 0,3 persen pada 64,19 dolar AS per barel, pada 06.32 GMT, menyusul kenaikan tajam pekan lalu setelah OPEC dan sekutunya sepakat untuk memperdalam pemotongan produksi.

Produsen-produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat pada Kamis (5/12/2016) untuk memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) tambahan pada kuartal pertama 2020 tetapi berhenti berjanji untuk tindakan setelah Maret.

Keputusan itu, "mengkristalkan perubahan penting dalam perilaku OPEC+ untuk mengelola surplus dan defisit fisik jangka pendek daripada mencoba mengoreksi ketidakseimbangan jangka panjang yang dirasakan melalui komitmen terbuka," kata bank Wall Street tersebut.

Baca juga: Wall Street jatuh terseret penurunan saham Apple, pasar "wait & see"

Bank merevisi perkiraan permintaan-penawarannya, yang mencerminkan jalur produksi OPEC+ yang lebih rendah pada paruh pertama 2020.

"Revisi ini membawa kami untuk memperkirakan pasar minyak global 2020 yang berimbang secara luas, 0,3 juta barel per hari lebih ketat dari perkiraan kami sebelumnya."

Goldman menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 50.000 barel per hari, mengutip prospek pemulihan moderat dalam pertumbuhan global, didorong oleh belanja konsumen yang lebih tinggi tetapi sektor manufaktur masih menantang. Bank sekarang memproyeksikan pertumbuhan permintaannya masing-masing sebesar 0,9 juta barel per hari dan 1,2 juta barel per hari untuk 2019 dan 2020.

Baca juga: Harga minyak turun, dipicu pelemahan ekspor China dan perang dagang

Baca juga: Goldman Sachs perkirakan harga emas tembus 1.600 dolar pada 2020

Baca juga: Harga emas turun tipis, tertahan pelemahan dolar dan saham AS

Baca juga: Dolar turun tipis, investor tunggu kabar baru perang dagang AS-China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019