Jakarta (ANTARA News) - Bakrie Group tengah bernegosiasi untuk melepas 35 persen kepemilikan sahamnya pada perusahaan pertambangan batubara Bumi Resources setelah harga saham perusahaan itu tertekan akibat tindakan "margin call" dari banknya, demikian Strait Times, Singapura, seperti dikutip Reuters, Sabtu.
Bakrie yang dikuasai keluarga Menko Kesra Aburizal Bakrie telah menjaminkan Bumi Resources dan dua perusahaan lainnya sebagai agunan untuk pinjamannya yang mencapai satu miliar dolar AS.
"Keluarga itu harus menambah pembayaran 500 juta dolar pada 14 Oktober akibat turunnya harga saham-sahamnya," kata sebuah sumber di Jakarta menurut media Singapura itu.
Bakrie berutang pada konsorsium perbankan Indonesia dan asing atas nama Bumi yang adalah produsen batubara terbesar.
Menurut sumber bank yang tidak mau disebutkan namanya, Bakrie telah bernegosiasi dengan beberapa grup bisnis dan para taipan, termasuk Tommy Winata dan Putera Sampoerna, juga perusahaan investasi AS Avenue Capital.
Namun, prosesnya menjadi kompleks setelah pemerintah menutup Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat sebagai upaya mencegah dampak penurunan pasar saham global.
BEI juga telah menghentikan perdagangan saham enam perusahaan Bakrie pada Selasa, termasuk Bumi Resources dan Bakrie & Brothers.
Saat ini kapitalisasi saham Bumi Resources mencapai 4,4 miliar dolar AS.
Rabu lalu Bakrie Brothers menyatakan tidak akan menjual saham anak perusahaannya itu, meski telah dijadikan agunan.
Eksekutif Senior Bakrie, Dileep Srivasta mengatakan kepada Strait Times, bahwa grup usahanya tidak mengalami gagal bayar utang-utangnya (deafult).
Dileep buru-buru mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui tujuan grupnya menjual Bumi Resources.
Saham Bakrie dan Bumi telah merosot nilainya sekitar 50 persen pada bulan lalu akibat kekhawatiran berlanjutnya resesi global. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008