Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, Polri akan segera merombak sistem pendidikan Polri mulai dari jenjang bintara hingga perwira menengah. "Saya memberikan batas waktu hingga akhir Desember 2008 bagi Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) untuk merumuskan kembali pola pendidikan," katanya di Jakarta, Sabtu. Dikatakannya, jika perombakan nantinya selesai, maka mulai 2009 wajah pendidikan Polri akan berubah tidak saja bahan pengajaran, kurikulum, tetapi juga tenaga pengajar. "Lembaga pendidikan akan berubah secara mendasar," katanya. Lembaga pendidikan yang dimiliki Polri adalah Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Polisi Negara (SPN), Sekolah Staf Perwira Pimpinan (Sespim), Sekolah Lanjutan Perwira (Selapa) dan Sekolah Sfaf Perwira Tinggi (Sespati). Yang perlu mendapatkan perhatian Kapolri adalah SPN karena lembaga pendidikan akan menghasilkan bintara polisi yang nantinya menjadi ujung tombak di masyarakat. "Dari 390 ribu polisi, 330 ribu di antaranya adalah bintara. Kalau mau berbenah dulu, maka SPN yang harus berbenah," katanya. Menurut Kapolri, hingga kini ia masih sering mendengar, baik lewat orang maupun SMS, yang menyatakan bahwa masih ada pungli untuk masuk SPN di beberapa Polda. "Hal-hal semacam ini tidak boleh ditolerir dan harus ditertibkan. Bagaimana pembenahan, itu nanti akan jadi tugas Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan," ujarnya. Dari beberapa lembaga pendidikan yang ada, Kapolri menilai baru Akpol yang telah melakukan perubahan hingga mendapatkan ISO 9000 2001 untuk sistem managemen mutu. Selain itu, Polri juga akan menerapkan tes khusus bagi anggota reserse agar kasus salah tangkap dan salah identifikasi tidak terjadi. "Untuk masuk reserse ya harus lulus pendidikan dasar. Tidak bisa lagi jika untuk reserse tanpa perlu pendidikan reserse. Ini penting agar mereka tahu apa yang dikerjakan dan tahu bagaimana cara melakukan identifikasi," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2008