Perwujudan masyarakat digital Asia Pasifik dilakukan melalui implementasi peta jalan internet dan digital ekonomi yang disepakati pada 2017
Jakarta (ANTARA) - Forum Kerja Sama Ekonomi di Kawasan Asia Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC), di bawah keketuaan Chile, menutup pertemuan APEC 2019 dengan sejumlah capaian.
Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan Antonius Yudi Triantoro yang hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, selama keketuaannya, Chile memprioritaskan upaya mewujudkan masyarakat digital Asia Pasifik dan peningkatan integrasi kawasan melalui pemanfaatan industri 4.0.
“Perwujudan masyarakat digital Asia Pasifik dilakukan melalui implementasi peta jalan internet dan digital ekonomi yang disepakati pada 2017,” kata Yudi lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Dalam implementasinya, lanjut Yudi, Indonesia menekankan pentingnya upaya APEC mengurangi kesenjangan digital di kawasan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam menguasai teknologi dan inovasi, serta mengakui kondisi sosial ekonomi dan regulasi domestik yang berbeda di antara anggota APEC.
Capaian tersebut dirangkum dalam Pertemuan Tingkat Pejabat Senior (Concluding Senior Officials' Meeting/CSOM) di Sekretariat APEC di Singapura.
Selain itu, Chile juga memprioritaskan pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan pertumbuhan inklusif dan langkah nyata komitmen mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Untuk itu, Ekonomi APEC menyepakati peta jalan untuk mendorong pemberdayaan perempuan (Santiago Roadmap), memerangi praktik perikanan ilegal, dan memperkuat ketahanan ekosistem laut.
“Santiago Roadmap menunjukkan keseriusan APEC mendorong pertumbuhan inklusif dan memastikan pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati secara merata. APEC juga melihat pentingnya perhatian terhadap kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambah Yudi.
Pada CSOM APEC juga dibahas upaya-upaya peningkatan integrasi ekonomi regional melalui perwujudan kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik (The Free Trade Area of the Asia- Pacific/FTAAP), serta peningkatan konektivitas kawasan melalui pemanfaatan perkembangan industri 4.0.
“Dalam mewujudkan FTAAP di masa mendatang, APEC sebagai inkubator ide dapat belajar dari kesuksesan negosiasi RCEP yang merupakan perjanjian perdagangan regional terbesar di kawasan Asia Pasifik saat ini,” imbuh Yudi.
Yudi menambahkan, seiring perkembangan rantai nilai global (global value chains/GVC) yang menjadi tren baru dalam perdagangan modern saat ini, kemampuan ekonomi untuk lebih berpartisipasi dalam GVC menjadi tantangan tersendiri bagi APEC. Keterlibatan dalam GVC dapat mendukung terciptanya integrasi ekonomi regional.
Menyadari hal tersebut, Indonesia mengambil peran sebagai salah satu pelopor (champion economy) dalam mendukung implementasi cetak biru GVC 2.0 yang diusulkan Chile. Cetak biru tersebut bertujuan untuk merancang program peningkatan kapasitas bagi Ekonomi APEC dalam mengambil manfaat lebih dari GVC.
Selain itu, anggota Ekonomi APEC juga membahas pencapaian target Bogor Goals 2020 dan penyusunan visi APEC pasca-Bogor Goals. Ekonomi APEC sepakat mempercepat pencapaian Bogor Goals yang difokuskan pada sektor jasa dan menyusun langkah kongkret pencapaian target pada Keketuaan Malaysia pada 2020.
“Sebagai salah satu perumus Bogor Goals, Indonesia berkepentingan untuk berkontribusi dalam pencapaian target penyelesaiannya di tahun 2020. Namun yang lebih penting adalah mengawal visi APEC pasca-Bogor Goals agar tetap selaras dengan kepentingan nasional,” kata Yudi.
Baca juga: Wapres terima APEC Business Advisory Council Indonesia
Baca juga: RI dukung APEC majukan kesejahteraan kawasan Asia Pasifik
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019