Jakarta (ANTARA News) - Seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan naiknya BI Rate hingga 9,5 persen, General Motors (GM) yang menghasilkan mobil Chevrolet akan menaikkan harga jual produknya. "Kenaikan pasti ada, namun bersifat progresif. Mengenai seberapa besar dan kapan dinaikkan, akan kami umumkan dalam waktu dekat," kata Managing Director PT General Motors Auto World Indonesia (GMAWI), Mukiat Sutikno, di Jakarta, Sabtu. Mukiat Sutikno mengatakan guna menghadapi memburuknya perekonomian global itu, maka GM tidak akan tinggal diam. Karena usaha membangun merek Chevrolet di Indonesia akan terus dilakukan dengan aktivitas yang lebih kreatif dari segi sales, marketing, dan aftersales. "Harapannya apa yang diupayakan GM bisa lebih mendekatkan Chevrolet ke seluruh pelanggan dan calon pelanggan di Indonesia," ujar dia. Lebih lanjut, Mukiat mengatakan, aktivitas strategis yang akan dilakukan pihaknya yakni dengan mencoba lebih proaktif melakukan pendekatan kepada mitra GM, dalam hal ini perbankan dan perusahaan pembiayaan, agar mau memberikan kemudahan bagi pelanggan potensial yang telah GM pilih dalam membeli Chevrolet. Operasikan kembali Sementara itu, terkait dengan rencana GM untuk mengoperasikan kembali pabriknya di Indonesia, dia mengatakan, rencana tersebut belum berubah. Sejauh ini, dia mengatakan, studi dan persiapan investasi masih berjalan normal. GM tetap optimis dalam kondisi sekarang ini akan dapat dilalui dengan baik walaupun harus tetap diwaspadai. "Recovery secara cepat saya rasa bukan sesuatu yang mustahil," ujar dia. Sebelumnya GM telah memiliki pabrik di Pondok Ungu Bekasi yang berhenti beroperasi pada 2004 lalu. Rencananya pabrik tersebut akan kembali diaktifkan hingga mampu memproduksi 20.000 unit kendaraan dalam waktu satu tahun.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008