Jakarta (ANTARA News) - Kedatangan deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tengku Hasan Muhammad Di Tiro (83) di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, lebih sebagai unjuk kekuatan (show of force) bagi Partai Aceh, demikian pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Taqwaddin, di Banda Aceh, Sabtu. "Dari atribut yang terpajang mencolok di seputaran Masjid Raya Bariturrahman itu laiknya arena kampanye Partai Aceh karena hampir semua massa yang datang dari berbagai kabupaten dan kota memasang pengikat kepala atribut partai Aceh, termasuk stiker partai itu di kendaraan-kendaraan," kata Taqwaddin. Atribut ukuran besar Partai Aceh terpasang menjulang tinggi di atas sebuah mobil derek di luar pagar masjid kebanggaan masyarakat Aceh itu, sedangkan bendara Merah Putih sebagai simbol Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) tidak terlihat. "Hari ini terkesan Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh `dikuasai` Partai Aceh," katanya. Di tiang bendera halaman Masjid Baiturrahman juga sempat dinaikkan bendera Partai Aceh selama hampir delapan jam, namun sekitar pukul 12.30 WIB diturunkan aparat keamanan untuk digantikan lagi dengan bendera Merah Putih begitu deklarator GAM itu tiba di mesjid. Penurunan bendera Partai Aceh dari tiang bendera di halaman masjid kebanggaan masyarakat itu berlangsung tanpa insiden, kecuali suara "huu" ratusan ribu orang yang sejak pagi sudah menjejali area Masjid Raya untuk menyambut kepulangan Hasan Tiro di Aceh. Beberapa karangan bunga ucapan selamat kepulangan Hasan Tiro yang dikirim Komite Peralihan Aceh (KPA), Majlis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan dari Partai Aceh terpajang di pinggir jalan depan areal Masjid Raya Baiturrahman. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008