Singapura (ANTARA) - Facebook telah menghapus sebanyak 2,2 miliar akun palsu pada kuartal pertama tahun ini, serta 26 juta konten yang berkaitan dengan terorisme dalam dua tahun terakhir.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Dan Neary selaku Wakil Presiden Facebook wilayah Asia Pasifik dalam acara Facebook APAC Press Day di Singapura, Senin.
"Kami memiliki tim yang terdiri dari 35.000 orang yang bekerja pada isu-isu tersebut," ujarnya.
Selain itu, Facebook juga mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelegent (AI) dan mesin pembelajaran yang mampu melakukan tinjauan terhadap akun-akun palsu dan konten terkait terorisme dengan akurasi 98 persen.
Dan Neary juga mengatakan bahwa ke depannya Facebook akan terus memperluas jangkauan pengawasan, terutama untuk menyasar konten-konten yang mengandung ujaran kebencian.
Facebook juga bekerja sama dengan pihak ketiga independen di lebih dari 60 negara dengan mencakup lebih dari 40 bahasa untuk menjangkau konten yang berpotensi mengandung informasi kurang tepat.
"Kami juga bekerja sama dengan lembaga pengecekan fakta pihak ketiga di kawasan Asia-Pasifik, berharap konten pada platform tersebut dapat tetap otentik dan kredibel," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa Facebook juga telah berusaha untuk membantu menjaga integritas dalam setiap pemilahan umum di beberapa negara agar dapat berlangsung secara demokratis.
"Tahun ini, tujuh pemilihan umum diadakan di wilayah Asia-Pasifik. Kami sebelumnya telah memblokir dan menghapus sejumlah besar akun palsu dan menjadikan sumber iklan politik pada platform lebih transparan," pungkas Dan Neary.
Baca juga: Facebook tiru fitur "Close Friends" Instagram
Baca juga: Facebook sekarang bisa transfer gambar ke Google Photos
Baca juga: Facebook sudah perbaiki masalah perangkat lunak
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2019