Lima (ANTARA News) - Pemberontak Shining Path telah menyerang konvoi militer di Peru selatan, menewaskan sedikitnya 12 tentara dan tujuh warga sipil dalam serangan terburuk dalam 10 tahun yang dipersalahkan pada kelompok Maois itu, militer mengatakan Jumat.
"Korban dari serangan itu, sejauh yang kami tahu bertambah menjadi tujuh warga sipil yang tewas dan beberapa orang terluka termasuk beberapa wanita dan anak, serta 12 anggota patroli militer tewas dan beberapa yang lain terluka," angkatan bersenjata Peru mengatakan dalam satu pernyataan.
Serangan itu terjadi Kamis malam terhadap konvoi empat trek militer yang mengangkut tentara dan warga sipil dekat lembah sungai Ene-Apurimac, wilayah tempat konfrontasi meningkat belakangan ini antara militer dan kelompok bersenjata yang dilukiskan oleh pemerintah sebagai "narko-teroris".
Pemerintah mnuduh Shining Path terlibat dalam perdagangan obat bius di Peru, dan menggunakan keuntungannya untuk membiayai operasinya.
Militer mengatakan serangan itu terjadi di bagian Huancavelica, yang berada di gunung Andean sekitar 250 Km di tenggara ibukota Lima.
Menteri Pertahanan Antero Flores Araoz sebelumnya mengatakan dalam siaran radio bahwa 16 orang -- 12 tentara dan empat warga sipil -- telah tewas.
Kelompok pemberontak Shining Path telah melakukan perang gerilya brutal dengan sekitar 7.000 gerilyawan dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah dan menempatkan pemerintah komunis.
Pemberontakan itu telah menyebabkan 70.000 orang tewas, atau hilang dan diduga tewas, dalam serangan bersenjata antara 1960 dan 2000, Komisi Rekonsiliasi dan Kebenaran Nasional menemukan pada 2003.
Komisi itu mengatakan gerakan tersebut, yang kemunculannya pada 1960-an di bagian Ayacucho, salah satu daerah termiskin di Peru yang dirusak-kemiskinan, telah menggunakan "kekerasan dan kekejaman yang ekstrim" dalam serangannya di desa-desa di pedesaan.
Pendiri dan pemimpin Shining Path Abimael Guzman tertangkap pada 1992, dan pada 2006 dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam pengadilan ulangan atas terorisme, pembunuhan dan kejahatan lainnya.
Mantan presiden Peru 1990-2000, Alberto Fujimori, sekarang ini diadili karena pelanggaran hak asasi manusia dan dituduh melakukan strategi "perang kotor" untuk memerangi pemberontak Shining Path dan Tupac Amaru.
Kedua kelompok pemberontak itu semuanya telah hancur pada masa kepresidenan Fujimori, meskipun sedikit petempur Shining Path masih aktif di hutan Peru, demikian AFP.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008