Jakarta (ANTARA News) - Kalau Indonesia telah memiliki Sapta Pesona sebagai salah satu motto di sektor pariwista, China juga mengandalkan tujuh daya tarik wisata, yakni kebersihan, keindahan, ketertiban, keramah-tamahan, kenangan, keamanan dan kedamaian -- untuk menggaet wisatawan ke negeri Tirai Bambu tersebut. Sapta pesona di China dapat dirasakan di berbagai tempat, terutama di daerah-daerah wisata serta tempat-tempat pendukungnya, seperti hotel, restauran dan pusat-pusat perbelanjaan. Dalam upaya melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, Pemerintah China memanfaatkan sektor pariwisata dengan mempromosikan tempat-tempat wisata sejarah dan budaya yang didukung dengan unsur-unsur sapta pesona wisata (tujuh unsur daya tarik wisata). Tempat-tempat wisata sejarah dan budaya di China yang telah berusia ribuan tahun itut antara lain Tembok Raksasa China (the Great Wall), Kuil Shaolin dan Longmen Grottoes Scenic Zone (bukit wisata tempat patung-patung Buddha diukir dalam berbagai ukuran). Pengunjung baik lokal maupun manca negara begitu terkesan pada Tembok China Raksasa bukan saja karena kemegahan dan kekokohannya tapi juga karena unsur-unsur sapta pesona yang diterapkan dalam melestarikan warisan budaya yang panjangnya sekitar 5,000 kilometer itu. Bangunan batu dan kubu pertahanan itu direnovasi dan dirawat antara abad ke 6 sebelum Masehi dan abad ke 16 untuk melindungi daerah perbatasan di sebelah utara Kerajaan China dari serangan musuh Xiongnu selama pemerintahan beberapa dinasti. Beberapa tembok dari bangunan tersebut yang dikenal sebagai Tembok Raksasa China (the Great Wall of China) dibangun pada abad ke 5 sebelum Masehi. Meski puncak Tembok Raksasa tersebut mencapai ribuan meter di atas permukaan laut, banyak pengunjung baik tua maupun muda dan pria maupun wanita yang ingin mencapai posisi tertinggi bangunan yang di buat pada masa Dinasti Ming tersebut. Wisatawan asal Maladewa, Naushad Ahmed, mengatakan bahwa dia telah bercita-cita ingin mencapai puncak Tembok Raksasa saat dia berkunjung ke salah satu keajaiban dunia tersebut. "Sejak dari rumah, saya telah memiliki rencana dan keinginan untuk dapat mencapai puncak Tembok Raksasa. Walaupun ini berat karena tempatnya yang begitu tinggi dan saya sedang berpuasa," kata Ahmed, seorang muslim yang kebetulan sedang berpuasa di bulan Ramadhan saat mendaki ke puncak Tembok Raksasa. Ahmed dan beberapa wisatawan asing lain termasuk Etienne Toyo Demanou dari Kamerun sebenarnya hampir putus asa untuk mencapai puncak karena kelelahan setelah mereka mendaki melalui ribuan anak tangga batu, namun semangat mereka masih mendorong kekuatan mereka untuk terus mencapai puncak. "Akhirnya kami sampai juga ke puncak walau seperti mau putus nafas ini. Sungguh luar biasa dan indah sekali pemandangan dari puncak tembok ini. Ini benar-benar kenangan yang tak terlupakan sepanjang perjalanan wisata kami," kata Toyo.Bersih dan Indah Untuk mencapai daerah-daerah wisata dari hotel tempat menginap wisatawan, Pemerintah China juga menjaga kebersihan mulai dari jalan-jalan di perkotaan dan di pedasaan yang di sisi kiri dan kanannya selalu terdapat pemandangan alam yang indah sampai ke tempat-tempat wisata yang ditata secara apik dan rapih. "Jalan-jalan menuju tempat-tempat wisata terasa indah karena bersih seperti jalan baru. Pemandangan di daerah pegunungan yand di dominasi oleh perkebunan jagung sepanjangan jalan juga menyejukan dan mendamaikan," kata seorang wisatawan asal Nepal, Maha Prasad Lami Chhane. Maha Prasad juga kagum dengan Pemerintah China yang mampu melestarikan dan merawat peninggalan budaya menjadi objek wisata sejarah seperti sebuah bukit di mana ribuan patung Buddha diukir dalam lubang-lubang baik kecil maupun besar. Wisatawan juga tampak puas dengan keramahan insan-insan pariwisatanya yang memberi penjelasan tentang objek-objek wisata dengan senyum dan kesabaran menjawab pertanyaan-pertanyaan pelancong. ?Patung Buddha terbesar di Grottoes Scenic Zone ini tingginya 17,4 meter. Patung ini dibangun selama 24 tahun pada masa Dinasti Tang pada abad ke 6,? kata Ming seorang pemandu wisata di Longmen Grottoes Scenic Zone di Provisi Henan, China. Ribuan patung Buddha dengan berbagai ukuran tersebut diukir pada sebuah bukit yang panjangnya sekitar satu kilometer dan terletak di tepi sungai Yishui yang mengalir dengan tenang bersih, sejuk dan indah. Keramah-tamahan insan pariwisatanya juga dapat dirasakan di tempat-tempat wisata lain seperti di arena pertunjukkan Kung Fu yang merupakan bagian dari kompleks Shaolin Temple (Kuil Shaolin). Seorang pemandu wisata di tempat itu memanggil beberapa wisatawan yang sedang menonton pertunjukan untuk naik ke pentas dan meminta beberapa pesilat untuk mengajari beberapa jurus dasar Kung Fu. Pesilat tersebut mengajarkan jurus-jurus dasar Kung Fu kepada beberapa wisatawan manca negara, antara lain Adama Edouard Ndiaye asal Senegal yang belum pernah belajar Kung Fu sebelumnya. "Saya terkesan sekali dengan keramah-tamahan dan kesabaran mereka mengajari kami Kung Fu. Pengalaman ini akan saya ceritakan kepada saudara dan teman-teman saya di rumah," kata Edward. Para wisatawan kemudian mendapat suvenir berupa video kaset yang berisi rekaman latihan Kung Fu mereka dan kaset itu diharapkan akan menjadi kenangan saat mereka berkunjung ke Kuil Shaolin khususnya di arena pertunjukan Kung Fu. Kuil Shaolin merupakan wihara Buddha di kota Zhengzhou, Provinsi Henan, China, yang dibangun oleh Kaisar Hsiao-Wen apad 477 sesudah Masehi. Kuil Shaolin terkenal dengan seni bela diri China, khususnya Kung Fu Shaolin. Bangunan Kuil Shaolin tampak terawat dengan baik dengan benda-benda peninggalan bersejarah seperti panci besar tempat mengolah tumbuh-tumbuhan menjadi obat-obatan tradisional, serta sumur tua yang berdiameter sekitar setengah meter dan telah berusia ribuan tahun namun airnya tak pernah habis. Di sebelah timur kompleks Kuil Shaolin juga terdapat Hutan Pagoda (Pagoda Forest) yang terdiri atas ratusan pagoda dengan berbagai ukuran di mana para wistawan dapat menikmati dan memperolah informasi tentang sejarah pagoda di China. Selain menikmati keindahan tempat-tempat wisata yang bersih dengan keramah-tamahan para insan pariwisatanya, para pelancong juga merasa aman sejak keberangkatan mereka dari kota tempat tinggal mereka menginap hingga di dareah-daerah tujuan wisata yang damai. Polisi terlihat hampir di setiap sudut jalan yang membuat orang menjadi lebih tenang dan merasa aman di daerah perkotaan seperti di Beijing yang walaupun lalu lintasnya padat namun diatur sedemikian tertib. Sarana transportasi menuju berbagai tempat sangat mudah di dapat dan tertib sehingga memberi kenyamanan bagi para wisatawan yang hendak bepergian ke suatu tempat dengan menggunakan bus, kereta bawah tanah atau taksi. Kebersihan baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan serta tempat-tempat wisata di China menciptakan kenyamanan bagi wisatawan terutama pelancong manca negara yang juga terkesan akan keramah-tamahan para insan pariwistanya dan keindahan tempat-tempat wisatanya.Kuliner Parawisatawan pun dimanjakan dengan berbagai makanan khas China. Salah satu restoran di kota Zhengzhou bahkan menyajikan dan memperkenalkan 24 jenis makan berkuah (water banquet) yang diberikan kepada wisatawan dalam dalam satu sajian. "Luar biasa, bagaimana saya bisa menghabiskan ini semua. Ada sup ayam, sup ikan, sup jamur dan macam-macam sayuran serba hangat," kata Manur dari Bangladesh yang baru belajar makan dengan menggunakan supit. Restoran di dekat Kuil Shaolin juga menyajikan makanan yang biasa disantap oleh para biksu, yaitu makanan yang seluruhnya terdiri atas sayur mayur. "Pantas saja para biksu dan anggota kuil di sini memiliki tubuh ramping-ramping karena mereka menyantap makanan berupa sayur-sayuran yang segar dan menyehatkan," kata Eza dari Timor Leste. Unsur-unsur satpa pesona itu telah membuat wisatawan manca negara terkesan dan terkenang serta merasa nyaman dan aman saat berkunjung ke negeri tirai bambu tersebut. China kini sedang giat membangun di berbagai sektor yang ditandai dengan pembangunan infrastruktur termasuk sarana jalan dan berbagai fasilitas umum dengan mendirikan gedung-gedung apartemen baru. China juga terus mengembangkan bidang teknologinya seperti yang ditunjukan dengan peluncuran satelit barunya, Shenzhou-7 yang diawaki oleh tiga angkasawan (astronot) pada akhir bulan lalu. Meski gencar membangun di berbagai bidang, China tetap menjaga, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya yang telah ada sejak ribuan tahun silam, seperti Tembok Raksasa China, Kuil Shaolin, Longmen Grottoes (patung-patung Buddha yang terukir dalam lubang di sebuah bukit) dan kesenian-kesenian tradisionalnya. (*)

Oleh Oleh Bambang Purwanto
Copyright © ANTARA 2008