Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Departemen Kehutanan (Dephut), Darori, di Jakarta, Jumat, meluncurkan daftar species prioritas yang akan dikonservasikan untuk periode 2008-2018. "Daftar species prioritas ini akan digunakan Departemen Kehutanan dan pihak-pihak lainnya, termasuk donor asing yang bermitra dengan pemerintah untuk melakukan berbagai kegiatan konservasi terhadap species tersebut," katanya. Dia mengatakan Indonesia memiliki kekayaan hayati tertinggi, menjadikan negara ini sebagai `biodiversity hotspot` di dunia. Mengingat banyaknya species yang perlu diperhatikan dan dikelola sementara tenaga dan pendanaan terbatas maka perlu ada prioritas. Species prioritas dipilih berdasarkan lima kriteria utama, yakni endemisitas, status populasi, kondisi habitat, keterancaman dan status pengelolaan. Sedangkan untuk kemudahan pengelolaan jenis-jenis spesies Indonesia dipilah tujuh kelompok besar, yakni burung, mamalia, primata, herpetofauna (reptil dan amfibi), serangga, spesies bahari dan perairan tawar, serta tumbuhan. Hampir semua jenis mamalia masuk dalam spesies prioritas, untuk primata ternyata semua menduduki peringkat atas prioritas kecuali orangutan dan spesies endemik Kepulauan Mentawai seperti bokoi, bilou, joja, dan simakobu. Sedangkan untuk spesies burung, beberapa yang menjadi prioritas adalah maleo, burung gosong, jalak bali, berbagai jenis elang, beberapa paruh bengkok dan cendrawasih. Untuk spesies herpetofauna, yang menjadi prioritas antara lain beberapa jenis kura-kura, ular, katak yang sangat endemik. Sementara itu, untuk kelompok insekta adalah kupu-kupu dan kumbang yang jenisnya banyak untuk koleksi. Dan untuk spesies bahari dan perairan terpilih pesut Mahakam dan duyung, termasuk juga ikan langka kima dan penyu laut. Untuk jenis tumbuhan, terpilih 22 spesie yang diprioritaskan termasuk beberapa jenis anggrek langka, rafflesia, tumbuhan penghasil kayu komersial yang telah langka yakni kayu hitam, kempas, nyatoh, dan bintangur. "Melakukan konservasi tidak mudah agar satwa dan tumbuhan tidak punah di alam. Badak Jawa kita yang ditangkarkan di Ujung Kulon belum juga mempunyai anak, Andalas badak Sumatera yang dikembalikan ke habitatnya dari Amerika juga belum bisa berkembangbiak, sulit memang," ujar Darori. Dia mengatakan dengan adanya daftar spesies prioritas tersebut maka arahan kebijakan konservasi menjadi jelas, sehingga kegiatan konservasi sumberdaya hayati dapat dilakukan optimal, efisien dan terarah.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008