Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang "go public" mulai melakukan pembelian kembali (buyback) saham di bursa untuk menjaga agar harga-harga saham tidak turun lagi mulai Senin depan (13/10).
"Paling cepat kemungkinan Senin ini. Silahkan mereka lakukan buyback, tapi yang jelas tidak mungkin melawan pasar kalau kondisinya parah sekali," kata Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, di Jakarta, Jumat.
Dia mengingatkan agar BUMN yang akan `buyback` tetap memperhatikan kondisi pasar. Pasalnya di bursa tetap berlaku mekanisme pasar yang didasarkan pada kekuatan permintaan dan penawaran.
"Jadi perlu ekstra hati-hati untuk membeli kembali pada situasi seperti saat ini agar tidak ikut terjerembab. Jadi kalau pasar oke BUMN pasti `buyback` untuk menciptakan `market confidence` (kepercayaan pasar)," katanya.
Sofyan mengatakan ada sejumlah emiten BUMN yang memungkinkan melakukan pembelian kembali saham diantaranya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Untuk masalah `buyback` ini, pemerintah turun tangan langsung melalui imbauan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar emiten BUMN melakukan `buyback`. Hal ini langsung dilaksanakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dengan memerintahkan Bapepam untuk melonggarkan aturan dan mempercepat proses "buyback".
Sekretaris Perusahaan ANTM, Bimo Budi Satriyo mengatakan perseroannya masih dalam proses persiapan "buyback". "Kemungkinan `buyback` ini bisa terlaksana dalam minggu depan, dan paling cepat Senin besok, lagipula ini tidak terlalu rumit kok," kata Bimo.
Menurutnya, ANTM akan segera menunjuk perusahaan sekuritas untuk pembelian kembali tersebut. Perusahaan sekuritas yang telah mengajukan proposal diantaranya PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Securities, PT Bahana Securities, dan PT Danareksa Sekuritas.
Sedangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) sudah membentuk tim pengkaji jumlah dan nilai pembelian kembali. Setelah kajian selesai, PGN baru menunjuk perusahaan sekuritasnya.
"Paling cepat minggu depan selesai," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup.
Namun, kedua BUMN itu belum bersedia memberikan penjelasan soal volume dan nilai "buyback" tersebut. Karena menurut mereka hal itu masih dalam proses perhitungan, sehingga diharapkan tidak menggangu cash flow perusahaan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008