Denpasar, 10/10 (ANTARA) - Astana Giri Bangun, tempat pemakaman Soeharto bersama Ibu Tien atau Siti Hartinah di Karang Bangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terus menerus dibanjiri penziarah sehingga akan diarahkan menjadi obyek wisata internasional. "Kami terus mendorong pengembangan pemakaman keluarga Cendana yang dikenal dunia tersebut melalui berbagai kegiatan, termasuk mengikuti promosi di Bali," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar, IA Joko Suyanto, kepada ANTARA di Denpasar, Jumat. Disebutkan bahwa pemakaman keluarga Cendana pada hari-hari biasa rata-rata dikunjungi sekitar 3.000 orang, sedangkan hari Minggu dan hari libur lainnya bisa mencapai 10.000 orang. Selain dari berbagai kota dan pelosok di Nusantara, pengunjung juga datang dari berbagai negara, terutama kalangan yang sempat kenal dengan Soeharto dan keluarga Cendana lainnya. Menurut Joko, banyaknya kunjungan dari kalangan yang sempat kenal dengan penguasa Orde Baru dan keluarganya itu menjadi modal untuk terus meningkatkan kunjungan dari kalangan wisatawan asing. Astana Giri Bangun yang dikelola Yayasan Mangadeg, sejauh ini memang belum memberikan keuntungan pendapatan secara langsung kepada Pemkab Karanganyar. Namun wisatawan yang berkunjung akan sekaligus menikmati obyek wisata lainnya di sekitar Karanganyar, selain menginap di hotel setempat dan berbelanja aneka produk kerajinan di pusat-pusat penjualan oleh-oleh setempat. "Kami menilai dampak kunjungan wisatawan terhadap peningkatan ekonomi di masyarakat cukup besar. Oleh karena itu layak untuk terus diarahkan sebagai obyek wisata internasional," katanya. Promosi di antaranya diarahkan kepada wisatawan asing yang sedang berlibur di Bali, seperti dengan mengikuti Nusa Dua Fiesta yang berlangsung 11-14 Oktober 2008 di kawasan wisata elit Nusa Dua, Bali. "Dengan mengikuti kegiatan promosi di Nusa Dua ini, kami berharap akan semakin banyak wisatawan asing yang melanjutkan perjalanan ke Astana Giri Bangun dan obyek wisata di sekitarnya," kata Joko. Pemkab Karanganyar juga masih menggodok hasil studi banding ke Makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, terutama dalam kaitan mencari peluang pendapatan dengan mengenakan pungutan kepada pengunjung. Peluang memperoleh pendapatan asli daerah dari kunjungan wisatawan seperti di Makam Bung Karno sangat besar, namun masih perlu dibahas lebih lanjut, tambahnya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008
Dari jauh harus ditata, agar tidak menjadi kawasan kumuh karena ketidaktertiban pedagang K5 dan pengunjungnya. disini Pemda atau Yayasan harus tegas, tapi juga harus arif. Selamat pak/bu . . . .